Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Kementerian Perindustrian, Industri 4.0 dan Cita-Cita Indonesia 2030


Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar.
Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman.
Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.- Bung Hatta.



kementerian-perindustrian-dan-industri-4


Kutipan di atas saya dari Majalah pada saat pertama kali saya membukanya dengan sampul depan berwarna biru muda halus serta sentuhan gambar robotik yang kini menjadi minat baca saya untuk beberapa hari. Bertuliskan Media Industri dan dengan judul Majalah “Siap Terapkan Industi 4.0.

Membaca majalah media industri sebenarnya bukan sebuah ketertarikan saya. Tapi, beberapa hari yang lalu, setelah saya mendapatkan undangan diskusi pagi bersama Forum Komunikasi Bakohumas yang diadakan di gedung Kementerian Perundustrian, saya jadi melek yang namanya Making Indonesia 4.0. Loh apa itu?

Airlangga Hartarto Meluncurkan Program Making Indonesia 4.0

Tepatnya, pada 4 April 2017 lalu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan peluncuran program Making Indonesia 4.0.pada program ini, akan dilibatkan juga institusi pemerintahan, asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, maupun lembaga riset dan pendidikan.

Menurut Airlangga hartarto, program ini sebagai strategi untuk Indonesia menghadapi era digital saat ini. Ya tentu, di era yang kini bisa disebut eranya teknologi dan informasi segalanya telah berubah. Dalam hal ini, termasuk peranan persaingan global dalam dunia industri.

Pada program Making Indonesia 4.0, ada sebuah cita-cita yang ingin dicapai pada tahun 2030 nanti. Cita tersebut adalah Indonesia menjadi top 10 ekonomi global. Guna mewujudkan cita-cita ini, industri Indonesia harus mampu menguasai 5 teknologi penopang industri 4.0. Apa saja?  


kementerian perindustrian dan industri 4


5 teknologi yang perlu dikuasi tersebut ialah Internet of Things, Articial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor serta teknologi 3D printing. Salah satu penggunaan yang sudah merbak di masyarakat Indonesia serta banyak dirasakan manfaatnya adalah Internet of Things.

Pada dasarnya, IoT ini merupakan pemanfaat internet dalam jangkauan yang lebih luas dan dapat terkoneksi secara terus menerus. IoT memiliki fungsi sebagai remote control ataupun berbagai data. Contoh dari IoT terhadap dunia industri menengah ke bawah adalah akses online shop yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun. Kini, siapa saja bisa membuka tokonya masing-masing melalui dunia maya, dan bisa meremotenya dari mana pun dan kapan pun. Apakah Sobat Blogger di sini salah satu yang sudah memanfaatkannya?

Oh ya, ngomongin persaingan global industri guna mencapai target 2030. Menteri Perindustrian akan memulai menjalankan programnya dengan memfokuskan pada 5 sektor industri unggulan.
1. Industri Makanan dan Minuman.
2. Industri tekstil dan pakaian
3. Industri otomotif
4. Industri kimia
5. Industri elektronik

Pemilihan ke-5 industri ini dipilih berdasarkan evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasinya. Khususnya di industri makanan dan minuman. Kita ketahui, di sektor makanan dan minuman, Indonesia mampu mengekspor produk-produk terbaiknya ke berbagai negara. Kini, diberbagai sektor, Indonesia menargetkan ekspor barang-barang ke Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, India dan Singapura.

Terakhir, untuk mewujudkan program Making Indonesia 4.0 pada 5 sektor industri di atas. Selain dibutuhkan teknologi dan penguasaan, program ini juga akan didukung dengan 10 inisiatif nasional:
1. Perbaikan alur aliran barang dan material
2. Membangun satu peta jalan zona industri yang komprehensif dan lintas insdustri
3. Mengakomodasi standar-standar keberlanjutan
4. Memberdayakan industri kecil dan menengah
5. Membangun infrastuktur digital nasional
6. Menarik investasi asing
7. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
8. Pembangunan ekosistem inovasi
9. Insentif untuk investasi teknologi
10. Harmonisasi aturan dan kebijakan

Industri 4.0 dan Industri Makanan dalam Negeri (Kunjungan ke PT. Mayora)

Mengikuti diskusi Forum Komunikasi Bakohumas membuat saya sadar akan satu. Bahwa betapa menggiurkannya bisnis dalam sektor industri makanan. Selain fakta di atas yang saya sebutkan kalau industri makanan dalam negeri kita ini mampu melakukan ekspor produk besar-besaran yang kualitasnya tak kalah saing. Banyak hal yang bisa dilakukan dan memberikan manfaat besar dari industri ini. Seperti:
1. Mendatangkan banyak modal melalui investasi
2. Membuat banyak orang mendapatkan pekerjaan
3. Makin banyak orang yang bisa berjualan produk olahan makanan
4. Akan banyak daerah di Indonesia semakin sejahtera

Data-data menyebutkan, kalau pada tahun 2017 ekspor industri makanan di Indonesia mencapai 49.60 miliar dolar sedangkan nilai impornya hanya 14 miliar. Fakta menarik lainnya menyebutkan, kalau ada sekitar 1.041.266 orang yang bekerja untuk industri makanan. Hal ini menjadi bukti, semakin layaknya kalau industri makanan dalam negeri wajib ditopang dan dikembangkan dengan sistem industri 4.0.


kementerian perindustrian dan industri 4


“Pertumbuhan industri ternyata mampu mendukung ketenaga kerjaaan di Indonesia,” ungkap Ibu Gati Wibawaningsih, Dirjen IKM Kementerian Perindustrian.

Nah, salah satu industri makanan dan minuman dalam negeri yang sudah menerapkan sistem industri 4.0 adalah PT. Mayora. Senang, saat mengikuti kegiatan diskusi bersama Forum Komunikasi Bakohumas, saya berikan kesempatan untuk mengunjungi pabrik PT. Mayora untuk melihat seperti apa penerapan sistem Industi 4.0 itu.

Oh ya, satu hal yang bisa saya simpulkan, dalam setiap sektor industri mana pun. Penerapan 4.0 ini akna sangat membantu urusan bisnis dalam melakukan pemasaran. Misal, industri kecil hingga menengah yang bisa menjual  produk secara langsung tanpa harus punya tokok atau jual di pasar. Sebagaimana yang saya katakan pada sistem teknologi IoT.


kementerian perindustrian dan industri 4


Pada kunjungan ke pabrik PT. Mayora saya beserta peserta lainnya diperkenalkan terlebih dahulu tentang PT. Mayora itu sendiri. Ternyata nih, Sob. Mayora itu punya singkatannya dari setiap huruf yang ada.
M: Memenuhi persyaratan, peraturan dan undang-undang yang berlaku
A: Aman dikonsumsi, berkualitas dan halal
Y: Yakin bahwa pihak terlibat dengan pendekatan proses dan pendekatan sistem
O: Optimis dalam mencapai tujuan organisasi dan sasaran mutu
R: Respon yang cepat dan fokus pada pelanggan melalui peningkatan berkesinambungan
A: Aktif dalam menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan semua pihak

Sebagai salah satu role model Industri makanan dalma negeri yang sudah menerapkan industri 4.0, Mayora sudah menggunakan teknologi moder nih, Sob. Seperti adanya robotik dalam pengerjaan finishing produk dan penggunaan sistem android yang dirasa sangat membantu perihal pengecekan dan kontrol kualitas produk.

Sebagai perusahaan besar, PT. Mayora telah menerapkan 5 sistem imlementasi sebegai berikut:
Pertama, penerapan standar kehalalan produk oleh MUI Indonesia.
Kedua, standar pengecekan makanan oleh BPOM.
Ketiga, sertifikat sistem ISO 22000: 2005 (food safety managemant system).
Keempat, kelayakan produk ber-standar nasional Indoneisa (SNI)
Kelima, standar kehalalan dari lembaga MUI Malaysia.

Dengan segala hal di atas, PT. Mayora telah mendapatkan banyak manfaat nih Sob atas penerapan QMS (Quality Mayora System):
1. Pencatatan dan penyampaian data yang valid dan real time
2. Keputusan yang akurat dan cepat
3. Solusi cepat terhadap penyimpangan
4. Konsistensi kualitas produk
5. Minimal human error
6. Paperless

Oh ya terakhir, walau tengah menggunakan kemajuan teknologi, PT. Mayora sendiri menyatakan tidak akna mengurangi tenaga kerja yang ada. Menurutnya, tenaga kerja manusia merupakan aset berharga yang harus dipertahankan. Yah, bagi saya benar sekali. karena, bagaimana pun, pastinya akan ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh yang namanya teknologi ataupun sistem robot.

Kementerian Perindustrian dalam Upaya Meningkatkan Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah

Sebagaimana yang katakan di atas nih, Sob. Untuk menunjang keberhasilan Indonesia Making 4.0 yang bertujuan membuat negara tercinta kita masuk dalam top 10 ekonomi global. Diperlukan adanya peranan dari seluruh pihak, termasuk industri kecil dan menengah (IKM).


kementerian perindustrian dan industri 4


Kementerian Perindustrian, dalam meningkatkan pertumbuhan industri kecil dan menengah merangkul pihak-pihak terkait dengan mengadakan program E-Smart IKM. Program E-Smart IKM merupakan sistem berbasis data yang mana di dalamnya meliputi sentra dan produk IKM yang tersaji secara terintergrasi dengan market place lokal. Beberapa market place lokal yang sudah kerjasama seperti Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Blanja dan Shopee.

Program ini nantinya akan menonjolkan 9 produk unggulan dalam pemasaran yang akan dikembangkan melalui pasar online. Produk tersebut yakni, kosmetik, fesyen, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, mebel, herbal dan produk logam. Saat ini, Kemenperin melalui E-Smart IKM ingin menggenjot pertumbuhan fesyen, khususnya busana muslim. Ya, kita banyak dengar bukan Sob, kalau Indonesia mampu menjadi kiblat fesyen busana muslim dunia. Oleh sebab itu, pada tahun 2020 nanti, Indonesia menargetkan menjadi kiblatnya fesyen dunia.  Kerenlah ini!

Dukungan Kemnetrian Perindustrian dalam meningkatkan industri kecil dan menengah tidak hanya melalui e-smart IKM nih, Sob. Mereka juga memberikan bimbingan secara teknis kepada para pelaku IKM dengan mengadakan kegiatan lokakarya maupun workshop di seluruh Indonesia.

Kementerian Perindustrian pun juga mengadakan tenaga penyuluhan lapangan PPN dan memiliki sekolah perindustrian sendiri. Nantinya, bagi para penerima beasiswa ini, akan ditugaskan mendampingi IKM. Hal ini sebagai wujud pengabdian dan pengembangan IKM kedepannya, sehingga ilmu yang didapat tidak hanya berhenti di penerima beasiswa saja. wah, ini sih program yang menarik banget dan patut diacungi jempol.

Jadi itu dia, Sob. Sedikit ulasan saya mengenai Kementerian perindustrian, Industri 4.0 dan cita-cita Indonesia 2030. Secara sederhananya, saya bisa katakan kalau dengan adanya 4.0 ini, semua akan jauh lebih mudah dan efisien dari segala hal. Sehingga, industri di Indoensia mampu bersaing secara global dan mampu mewujudkan top 10 ekonomi global di dunia. Aamin.
Salam, nursaidr Blogger  dari Jakarta.

nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

24 komentar untuk "Kementerian Perindustrian, Industri 4.0 dan Cita-Cita Indonesia 2030"

Catcilku 31 Juli 2018 pukul 11.57 Hapus Komentar
kerennya program making Indonesia 4.0 ini, semoga terwujud untuk Indonesia hebat
nursaidr 4 Agustus 2018 pukul 05.20 Hapus Komentar
Aamin
Reh Atemalem 21 Agustus 2018 pukul 16.52 Hapus Komentar
Moga program-program baik dari pemerintah sekarang jalan semuanya, supaya rakyatnya makin makmur sejahtera. Amin!
gita siwi 21 Agustus 2018 pukul 22.56 Hapus Komentar
2030 industri makanan Indonesia making 4.O adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu pastinya ya. Pasar global jadi bidikan juga nih
Ivonie 22 Agustus 2018 pukul 09.23 Hapus Komentar
Artikelnya sarat pengetahuan nih, makasih sharingnya mas. Wah baru tahu juga PT Mayora pakai dua standar kehalalan ya, Indonesia dan Malaysia. nice info
idfipancani 22 Agustus 2018 pukul 18.17 Hapus Komentar
saya yakin dan optimis Indonesia bisa menjadi top 10 ekonomi global soon.
Puspa 22 Agustus 2018 pukul 23.03 Hapus Komentar
Bisnis makanan itu tak ada matinya. Produk Mayora juga enak-enak. Tinggal dikuatkan saluran distribusinya ke mancanegara.
Sadewi 23 Agustus 2018 pukul 09.25 Hapus Komentar
Keren semoga cita-cita Indonesia di tahun 2030 terwujud yah kakak dengan program 4.0 nya
Kania Safitri 23 Agustus 2018 pukul 11.44 Hapus Komentar
Semoga semua programnya dapat terlaksana dengan baik ya...
Andiyani Achmad 23 Agustus 2018 pukul 14.09 Hapus Komentar
aku baru tau MAYORA itu ada kepanjangannya ternyata, keren ih. btw aku selalu semangat dan sangat tertarik kalo visit ke pabrik.
Maya Rumi 23 Agustus 2018 pukul 16.43 Hapus Komentar
semoga bisa terwujud di tahun 2030 untuk industri 4.0
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) 23 Agustus 2018 pukul 20.31 Hapus Komentar
Wah keren banget ini programnya, semakin bersaing untuk mewujudkan Making Indonesia 4.0
Nurul dwi larasati 23 Agustus 2018 pukul 23.29 Hapus Komentar
Jadi pengen balik lagi ke pabrik Mayora. Bisa lihat langsung indistri 4.0 bergerak.
Kurnia amelia 24 Agustus 2018 pukul 09.17 Hapus Komentar
Semoga programnya lancar jaya dan sukses,,btw kalau denger kata mayora selalu keingetan Better hehe.
Honey Josep 25 Agustus 2018 pukul 14.45 Hapus Komentar
semoga kementrian sekarang sudah revolusi mental dan programnya bisa berjalan dengan !
Wian 26 Agustus 2018 pukul 17.29 Hapus Komentar
Semoga programnya bisa berjalan lancar yes. Maass fotomu kayak napi, hehehehe
Fenni Bungsu 27 Agustus 2018 pukul 05.39 Hapus Komentar
InsyaAllah Industri Makanan Dalam Negeri bisa bersaing di pasar global, aamiin
zata 27 Agustus 2018 pukul 07.16 Hapus Komentar
lengkappp.., makasih infonya yaa. Iya nih, semua pihak termasuk kementerian perindustrian memang harus sudah siap di era revolusi indstri 4.0 ini..
Sapa Dunia 27 Agustus 2018 pukul 21.29 Hapus Komentar
Padshal saya pengin ikut ke Mayora tapi bentrok dg acara lain
cici desri 28 Agustus 2018 pukul 07.23 Hapus Komentar
wah ini informatif banget, selama ini cuma tau makan doang hihihi, tau Mayora itu produknya biskuit gitu doang..
Hida 28 Agustus 2018 pukul 10.03 Hapus Komentar
Seru nih bisa sowan ke pabrik industri kayak Mayora ini..semoga kedepannya perusahaan2 lain juga bisa mengikuti jejak Mayora ya.
Diah Woro Susanti 28 Agustus 2018 pukul 11.35 Hapus Komentar
Nah ni.. Jd tau isinya Mayora deh. Smoga lancar programnya ya
FaniaSurya 28 Agustus 2018 pukul 11.43 Hapus Komentar
Program-program pemerintah ini harus didukung bersama nih. Semoga sukses dan lancar.b
Yunita Tresnawati 1 September 2018 pukul 14.43 Hapus Komentar
Keren juga kepanjangan dari akronim Mayora. Optimis dan respon cepat, itu bagus banget yaa untuk industri makanan sebesar PT Mayora