Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Perusahaan Ramah Keluarga Dukung Produktivitas Pekerja Perempuan

 

Hai Sobat Blogger semua, sebelumnya pada tanggal 8 Maret 2022 kemarin kita semua telah memperingati Woman International Day atau Hari Perempuan Internasional sebagai upaya unjuk pengakuan kalau perempuan juga bisa berprestasi di bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik. Adapun harapan dari perayaan ini guna meningkatkan kesadaran bersama tentang kesetaraan gender terhadap perempuan.



Memperingati Hari Perempuan Internasional 2022, Danone Indonesia mengadakan webinar bertemakan ‘Perusahaan Ramah Keluarga Bantu Perempuan Indonesia Siapkan Generasi Maju’. Adapun narasumber yang dihadirkan seperti Vera Galuh Sugijanto VP General Secretary Danone Indonesia, Indra Gunawan Deputi Bidang Partisipasi Masyrakat Kementrian PPPA, Maya Juwita Direktur Eksekutif IBCWE dan terakhir Rosdiana Setyaningrum, Mpsi, MHPEd selaku Psikolog.

Tahu gak sih Sob, kalau Indonesia masuk ke dalam negara dengan posisi agak terbawah 7 dari 10 dengan kemampuan negara menjamin kesetaraan gender. Apakah kamu salah satu perempuan yang merasakan diskriminasi di tempat kerja ini?

Saya jadi ingin bertanya kepada Sobat Blogger perempuan di sini, apakah menjadi wanita karir di Indonesia benar tidak mudah? Apa sih tantangan yang paling kamu rasakan selama menjadi wanita karir?

Upaya Pemerintah Menciptakan Perusahaan Ramah Keluarga

Tahu gak sih, disebutkan salah satu tantangan perempuan di tempat kerja bisa datang dari sesama perempuan itu sendiri. Oleh sebab itu, Rosdiana mengingatkan kepada para perempuan Indonesia untuk bisa saling support di tempat kerja, jangan saling menjatuhkan. Ciptakan lingkungan yang empati, untuk bisa mengerti perasaan satu sama lain.



Ngebahas soal dunia kerja, laki-laki sepertinya masih mendominasi tingkat partisipasinya. Hal ini disampaikan oleh Indra Gunawan yang menyebutkan berdasarkan temuan data Sakernas tahun 2021, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan hanya 54% tertinggal dengan laki-laki yang mencapai angka 84%/85%.

Disampaikan pula, saat ini pemerintah terus berupaya untuk mendorong agar tidak ada diskriminasi dalam dunia kerja yang menimpa terhadap perempuan. Berbagai upaya dan kebijakan dari Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) terus disuarakan. Seperti penyediaan sarana prasarana responsif gender dan peduli anak. penyediaan ruang asi, penitipan anak, fasilitas pelayanan kesehatan, hingga penyediaan rumah perlindungan kerja perempuan.

Pemerintah juga sudah mengatur UU ketenagarkerjaan untuk perempuan seperti cuti hamil dan melahirkan 3 bulan, serta ada cuti suami mendampingi istri melahirkan.

Tantangan Pekerja Perempuan di Masa Pandemi

Stigma semacam urusan rumah tangga harus diserahkan kepada perempuan tak bisa dipungkiri hingga kini masih berkeliaran.Maya Juwita menjelaskan, di masa pandemi wanita karir khususnya seorang Ibu tentu memilki tantangan lebih berat daripada seorang ayah.



Di sini seorang Ibu dituntut bisa menyelesaikan urusan pekerjaan di perusahannya, mengurus anak hingga tetek bengek urusan rumah tangga. Hingga berakibat kalau perempuan mengalami dampak negatif secara fisik lebih besar daripada laki-laki.

Dan dampak lainnya dijelaskan kalau 43% perempuan mendapatkan bayaran yang lebih sedikit yang diakibatkan oleh pandemi.

Lalu, bagaimana menjawab semua permasalahan ini?

Kebijakan Perusahaan Ramah Keluarga Solusi Tingkatkan Produktivitas Pekerja

Maya Juwita menjelaskan Kebijakan Perusahaan Ramah keluarga menjadi solusi saat ini yang harus diterapkan oleh banyak perusahaan di Indonesia. Karena dengan kebijkan inilah yang memberikan kesempatakan bagi pekerja khususnya perempuan agar bisa menjalankan perannya untuk kantor dan rumah. Sehingga, nantinya berdampak pada meningkatnya produktivitas pekerja itu sendiri. Khususnya untuk pekerja perempuan atau seorang Ibu.



Rosdiana menyebutkan ada beberapa faktor yang bisa dilakukan kepada perusahaan untuk bisa menciptakan Perusahaan Ramah Keluarga?
1. Adakan workshop parenting, self healing, edukasi finansial.
2. Memberikan fasilitas seperti cuti hamil dan melahirkan, day care.
3. Peer support, menciptakan lingkungan kerja di mana tiap orang merasa aman secara psikologis dan bisa saling membantu.

Danone Indonesia Terapkan Kebijakan Perusahaan Ramah Keluarga

Sobat Blogger, kepikiran gak kalau kebijakan Perusahaan Ramah Keluarga yang sudah saya bahas itu bukan cuma sekedar mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan saja loh. Tapi, punya peran untuk orangtua dapat mempersiapkan generasi maju untuk bangsa Indoensia. Artian di sini orangtua yang mendapati cuti hamil dan melahirkan bisa fokus merawat anaknya di masa emasnya.



Dari sini bisa kita pahami bersama betapa pentingnya penerapan kebijakan Perusahaan Ramah Keluarga yang mampu mendorong pekerja bisa fokus dalam bekerja dan mengurus rumah tangga. Khususnya, bagi pekerja perempuan.

Nah menarik membicarakan kebijakan ini, ada loh perusahaan yang sudah menerapkannya? Iya, Danone Indonesia.

Vera Galuh Sugijanto VP General Secretary Danone Indonesia menjelaskan Danone Indonesia memberikan konsep kerja yang ramah untuk gender/keluarga dan ini sudah berjalan sekitar 4-5 tahun. Di sini perusahaan membekali semua karyawannya baik untuk Ibu maupun ayah agar bisa menjaga dan merawat 1000 hari pertama anak. Dengan harapan bisa mengimbangun peranan orangtua di rumah dan juga kantor.



Beberapa fasilitas yang Danone Indonesia dari menerapkan kebijakan Perusahaan Ramah Keluarga:

1. Cuti hamil 6 bulan berbayar untuk ibu.
2. Cuti 10 hari untuk ayah. Sedikit tambahan, Rosidana berharap pemerintah juga memberikan UU ketenagakerjaan cuti libur 6 bulan untuk ayah agar juga bisa bergantian denagn Ibu melihat dan merawat anak di masa emas perkembangannya.
3. Ruang laktasi.
4. Edukasi
5. Program Danisa (Danone Indonesia Mengasihi)
6. Careline 24 jam.



Penerapannya dari cuti hamil 6 bulan ini apakah benar-benar memberikan efektivitas dalam bekerja? Vera Galuh menjelaskan untuk cuti hamil dan melahirkan 6 bulan ini ada opsional mau pilih 3 bulan atau 6 bulan? Lalu, karyawan juga nantinya bisa memilih kembali prepare masuk kerja normal lagi ada waktu 1 minggu sekali/dua kali untuk adaptasi kerjaan. Adapun kerjaan yang ditinggalkan, akan dicover oleh karyawan lain dengan memberikan sistem insentif tambahan.

Program lainnya yang cukup menarik ada Layanan Careline Danone Indonesia. menjadi layanan customer service yang bisa dihubungi oleh seluruh pekerja Danone Indonesia bukan hanya untuk Ibu melainkan ayah yang dibuka 24jam/7hari.

Agar mempermudah setiap karyawan menghubungi layanan ini, Danone Indonesia menerapkan banyak jaringan panggilan. Bisa lewat telpon, wa sampai social media.

Dibukanya layanan ini, khususnya menemani masa pandemi tercatat setiap harinya kurang lebih ada 2000 karyawan dari seluruh Indonesia yang menggunakan layanan ini. Pertanyaan yang diajukan beragam, tetapi paling banyak seputar tumbuh kembang si kecil. Seperti simulasi agar anak bisa cepat bicara, tentang pemenuhan nutrisi untuk si kecil dan lainnya.

Oh ya Sob, para pekerja customer service dari layanan Careline Danone Indonesia ini bukan sekadar basic sebagai customer service saja. Melainkan tenaga ahli seperti bidan maupun psikolog.

Wah, kalau bisa curhat dan tanya jawab seputar penanganan dan perkembangan anak oleh pakarnya langsung gini pasti enak ya Sob. gimana nih menarik bukan fasilitas kebijakan Perusahaan Ramah Keluarga yang ada di Danone Indonesia? Semoga perusahaan kamu juga menerapkan kebijakan ini ya Sob. #WomanInternationalDay2022 

nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

1 komentar untuk "Perusahaan Ramah Keluarga Dukung Produktivitas Pekerja Perempuan"

fanny_dcatqueen 20 April 2022 pukul 05.55 Hapus Komentar
Aku bersyukur kerja di suatu bank asing dari Inggris yang sangat memperhatikan hak2 staffnya terutama wanita. Kami dikshcuti haid dan cuti lahiran 3 bulanan, dan selama cuti ga diizinkan utk menyentuh pekerjaan. Yg staff laki diksh 4 hari cuti kalo istrinya lahiran.

Aku tahu ada banyak company yg msh blm terlalu memperhatikan hak2 pekerja wanita. Temenku dulu ada yg ttp disuruh walo sedang habis lahiran. Atau atasan yang ngomel2 begitu tahu staff wanitanya hamil. Sedih sih. Semoga aja kedepannya makin banyak perusahaan yg lebih memperhatikan kesejahteraan semua staff nya baik laki atau wanita