Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Bambang Pamungkas Cerita Masa Kecilnya di Liga NIVEA MEN TopSkor dan Cup 2018/2019


Halo Sobat Blogger, kenal sama pemain bola Indonesia Bambang Pamungkas? Ah pasti kenal semua lah. Saya yang B aja terhadap sepak bola bisa kenal. Tentu, semua lapisan masyarakat Indonesia yang banyak menggemari dunia sepak bola ini pasti kenal dengan pemain Persija Jakarta ini.

bambang pamungkas liga nivea men 2019


Menghadiri final Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 dan Cup 2018/2019, brand produk face care dan body cleasing pria dengan market penjualan terlaris nomor 2 di Indonesia mendatangkan pemain macan Jakarta tersebut untuk memberikan motivasinya. Tak tanggung-tanggung, saya berkesempatan mendengarkan kisah masa kecilnya loh Sobat Blogger.

Bahkan, beliau ini juga menceritakan perasaannya soal menjadi pemain sepak bola profesional yang dianggapnya telah membuat kesenangannya bermain bola hilang.  Tentu ada beragam faktor yang menyebabkan kesenangan bermain bola bisa hilang.

Mau tahu kisah lengkap yang diceritakan oleh Bambang Pamungkas? Yuk baca lagi ke bawah ya.

Cerita Bambang Pamungkas Menyoal Masa Kecilnya

Cerita ini dimulai ketika pemain Persija Jakarta yang akrab disapa Bepe ini mengutarakan cita-cita awalnya bukanlah menjadi seorang pemain sepak bola profesional. Melainkan, menjadi seorang guru sejarah.

Namun, semuanya berubah ketika Bepe diajarkan bermain sepak bola, dan ia ketagihan. Ada Kesenangan yang dirasakan saat bermain sepak bola. Sehingga, membuatnya merasa bahagia. Sejak saat itulah, dia bertekad menjadi pemain sepak bola profesional.

Bepe kecil, dikenal dalam keluarga dan lingkup sekolahnya sebagai anak yang berprestasi. Bahkan, ia bisa sekolah sekolah dengan embel-embel beasiswa berprestasi. Hal ini menjadi fakta yang baru saya ketahui, dan menarik sekali untuk saya simak.

liga nivea men 2019


Memasukin bangku sekolah SMA. Bepe sempat dilarang untuk terlalu aktif bermain sepak bola oleh orangtuanya. Tentu, hal ini membuatnya kecewa. Tidak perlu melawan orangtua. Bepe mensiasatinya dengan membuat kesepakatan kepada orangtuanya untuk diizinkan masuk diklat dan ia berjanji akan menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang baik. perjanjian ini pun berjalan sesuai kesepakatan.

Hingga pas kelas 3 SMA, Bepe mendapatkan tawaran beasiswa kuliah di Amerika. Hal ini pun jelas membuatnya bingung. Ditambah, ayahnya sudah membujuk Bepe untuk berhenti pada perjalanan sepak bolanya. Dan fokus mengambil beasiswa kuliahnya di Negeri Paman Sam tersebut.

Hingga pada akhirnya, Bepe pun dengan segala konsekuensi dan pikiran matangnya. Kembali membuat kesepakatan dengan ayahnya lagi. Tapi, bukan lagi buat kesepakatan bermain sepak bola dan bisa lanjut kuliah dengan prestasi akademik yang gemilang.

Kali ini, Bepe membuat kesepakatan atau perjanjian kalau dia akan menolak beasiswa kuliah di Amerika dan lanjut fokus bermain sepak bola. Dan berjanji akan menjadi pesepak bola yang sukses. Begitu tekadnya...

Hingga, akhirnya. Prestasi demi prestasi di dunia olahraga sepak bola ia raih. Seperti pada usia 18 tahun 11 bulan ia bisa menjadi pemain sepak bola termuda di ajang nasional, Sea Games.

Curhat Bambang Pamungkas Soal Kehilangan Kesenangannya Bermain Bola

Alih-alih memberikan motivasi atau semangat menjadi pemain sepak bola profesional. Di final Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 dan Cup 2018/2019 Bepe malah memberikan fakta yang cukup mengejutkan bagi saya dan para pemain Liga NIVEA MEN dari berbagai sekolah ini.

Dengan terbukanya, Bepe mengisahkan. Kalau saat beranjak menjadi pemain sepak bola profesional, semua kesenangan bermain bola akan hilang. Kenapa? “Karena semua akan berubah menjadi target,” ujar Bambang Pamungkas.

Lanjutnya, Bepe menjelaskan kalau sepak bola itu adalah profesi. “Karena kita dibayar untuk memainkannya. Dan membuat oranglain membayar untuk melihat kita main.”

Oleh karena itu, menjadi pemain sepak bola profesional adalah sebuah tekanan. Ada 5 tekanan yang akan didapat oleh pemain sepak bola profesional:
1. Tekanan dari diri sendiri.
2. Tekanan dari keluarga. Seperti waktu untuk keluarga akan semakin berkurang.
3. Tekanan dari TIM atau teman sendiri. Di dunia profesional, kita juga harus bisa mengajak satu tim bermain dengan baik. tidak bisa hanya memikirkan kita saja.
4. Tekanan dari pendukung. Kita akan mendapatkan sebuah tekanan takut untuk mengecewakan pendukung yang sudah menonton. Apalagi sampai membayar tiket untuk menonton.
5. Tekanan dari masyarakat. Menjadi seorang pemain sepak bola dituntut untuk baik di lapangan maupun di luar lapangan. Karena kita sudah menjadi seorang publik figur.

Selanjutnya, Bepe berbagi sudut pandang soal arti kesuksesan. Menurut Bepe, “Sukses adalah ketika kita mampu fokus pada apa yang kita kerjakan dan memberikan yang terbaik untuk meraih cita-cita.”

Kunci sukses menurut Bepe ada pada K-P+R = Sukses.
K adalah kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
P menjadi setiap permasalahan yang akan datang menimpa kita.
dan R adalah reaksi bagaimana kita bisa menyikapi hal tersebut.

Maka, bila bisa mengaplikastifkan rumus di atas dalam kehidupan. Insya Allah sukses bisa diraih. Setelah sukses datang, maka popularitas menghampiri. Popularitas pun tidak bisa dianggap sebagai hal yang positif terus.

Karena adakalanya, seseorang yang sudah sukses dan menjadi populer. Tenggelam dalam lembah kepopulerannya sendiri. Oleh sebab itu, populer bisa juga diartikan sebagai gangguan. popularitas memiliki 3 gangguannya.

Pertama, popularitas bisa berati sebuah tekanan. Kita akan berada pada kondisi di mana semua mata tertuju pada kita.

Kedua, popularitas berarti ancaman. Ketika kita tidak bisa mengatasi popularitas. Maka kita akan jatuh.

Dan ketiga popularitas bisa jadi sebuah kejenuhan. Karena pekerjaan yang ditekuni berada pada titik yang dilakukan terus berulang dan sama. Seperti misalnya Bepe sudah jenuh. Sehabis bermain/tanding sepak bola. Ia tidak akan menonton bola. Tapi melakukan aktivitas di luar kegiatannya soal bola. Misalnya memotong rumput, masak dan lainnya.

Popularitas bisa juga berarti sebuah kesempatan. Maksudnya, ketika kita sudah populer. Maka kita memiliki banyak kesempatan untuk menggali kemampuan di bidang lain. Seperti Bepe menjadi model dan bintang iklan. Dan hal ini pun bisa berarti menjadi gangguan. karena fokus bermain bola akan kembali berkurang.

Kunci Sukses Bambang Pamungkas

Di sesi tanya jawab berbagi motivasi di final Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 dna Cup 2018/2019, seseorang bertanya mengenai kunci sukses berkarir menjadi pemain sepak bola hingga kini. Dan Bepe pun menjawab, “Kuncinya 1: Komitmen/disiplin.”

Komitmen atau disiplin terhadap waktu, hidup dan berprilaku.
Peraturan pertama bermain sepak bola harus gembira. Bepe selalu berkata, “Saya tidak pernah takut dengan siapa pun. Bukan berati merendahkan oranglain.”

Kuncinya adalah melatih diri denagn lebih baik. lawan siapa pun. Bermain sepak bola lawannya pasti sama saja. “Percaya diri, percaya teman dan percaya tim!” tutup Bepe.

Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 dan Cup 2018/2019

Oh ya Sobat Blogger. Sejak tadi saya ngomongin mneghadiri Liga NIVEA MEN terus ya. Jadi, sebagai produk perawatan kulit pria terkemuka di dunia ini. Kemaren (23/3) telah sukses menyelenggarakan Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 dan Cup 2018/2019 yang telah dimulai sejak Oktober 2018 lalu.

liga nivea men u17 dan cup 2018 2019


Dan setelah bertanding dengan persaingan yang ketat selama 6 bulan, tercapailah 1 pemenang dari masing-masing kategori, yakni SSB Candrabhaga dan SMA Negeri 3 Cibinong.

liga nivea men u17 dan cup 2018 2019


Menurut Michael Suwito, selaku Brand Manager NIVEA MEN Face Care dan Body Cleansing, Belersdorf Indonesia menyebutkan kalau liga ini telah diselenggarakan sudah sejak tahun 2016 lalu. NIVEA MEN telah berkomitmen untuk menjadi produk perawatan kulit pria yang akan mempersiapkan bibit unggul sepak bola Indonesia.

Caranya? Ya dengan mengadakan kompetisi liga ini. Bagi para pemenang, selain mendapatkan hadiah piala, piagam penghargaan dan uang tunai. Akan ada 30 pemain terbaik yang telah diseleksi untuk mendapatkan pembinaan dari klub sepak bola terkemuka, Real Madrid C.F. Nantinya, 30 pemain terbaik ini bakal mendapatkan pelatihan kelas dunia dari NIVEA MEN Real Madrid Fundacion Professional Football Camp di Jakarta.

“Liga U-17 dan Cup serta kompetisi-kompetisi sepak bola yang pernah kami selenggarakan sejak tahun 2016 silam, telah menegaskan posisi kami sebagai satu-satunya merek perawatan kulit pria di Indonesia yang berkomitmen mempersiapkan calon-calon bintang sepak bola Indonesia. selain itu, sebagai sponsor resmi Real Madrid C.F., kamu dapat bernegoisasi dengan klub sepak bola terkemuka ini untuk berbagi modul pelatihan kelas dunia mereka demi meningkatkan kemampuan para pemian sepak bola muda di Indonesia,” ungakp Michael Suwito.

liga nivea men u17 dan cup 2018 2019


Tambahnya, “Liga dan turnamen yang kemptitif untuk memperebutkan gelar juara merupakan peluang besar bagi para pemain muda sepak bola untuk menggali kemampuan terbaik mereka. Paket lengkap jika ditambah dengan tereksposnya mereka dengan dunia sepak bola internasional. Pada saat bersamaan, kami juga percaya bahwa aspek penampilan turut berperan penting untuk menggali potensi maksimum dari masing-masing pemain, baik di dalam maupun di luar lapangan. Di sinilah kami berperan. Produk sabun wajah, krim multiguna dan deodoran NIVEA MEN merawat kulit para pemain agar tetap bersih, sehat dan terbebas dari bau badan. Dengan kata lain, kompetisi mempertajam kemampuan teknis, kami mendukung penampilan mereka.”

 liga nivea men u17 dan cup 2018 2019


Oh ya, Liga NIVEA MEN ini telah mendapatkan dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI dan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI). DR. Raden Isnanta M.PD, Deputi III Bidang Olahraga, Kemenpora menyatakan, “Kami percaya peningkatan kualitas generasi muda sepak bola Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama sehingga kami sangat mengapresiasi komitmen NIVEA MEN dan TopSKor Indonesia dalam membina bibit-bibit baru sepak muda Indonesia melalui Liga U-17 dan Cup ini. Kami akan terus mendukung upaya-upaya pembinaan talenta sepak bola usia muda Indonesia dan harapannya kompetisi seperti ini makin meluas di berbagai penjuru kota di Indonesia.”

Acara final Liga Nivea juga dihadiri oleh Direktur Real Madrid Fundacion, Andres Muntaner Borrajo. “Kami sangat senang menjadi bagian dalam persiapan masa depan para bintang sepak bola muda Indonesia melalui NIVEA MEN Real Madrid Fundacion Professional Football Camp nanti. Pelatihan sepak bola ini akan berlangsung selama tiga hari di Jakarta pada akhir April 2019 mendatang. Ketiga puluh pelatih utama Real Madrid Fundacion dan menikmati modul pelatihan profesional ekslusif milik salah satu klub sepak bola paling terkemuka di dunia.”

Tambahnya, “Hal ini sejalan dengan tujuan kami untuk memperkenalkan nilai-nilai dalam olahraga kepada anak-anak muda. Berkat kerja sama dengan NIVEA MEN Indonesia, kami dapat mewujudkan kegiatan ini bagi para pemain sepak bola muda Indonesia.”

liga nivea men u17 dan cup 2018 2019
dok: NIVEA MEN

Oh ya, menutup. Berikut 30 nama pemain terbaik Liga U-17 dan Cup yang akan mengikuti NIVEA MEN Real Madrid Fundacion Professional Camp pertama di Indonesia.

Kiper:
1. M. Naufal Firdaus (Mutiara 97)
2. Dian Rizkiana (ASAD 313)
3. M. Iqbal (SMA Taman Siswa)
4. Sabda Yoga Bhuana Putra (SMA Negeri 116 Jaksel)

Bek:
5. Muhammad Azka (Candrabhaga)
6. Adam Ardiansyah (Cibinong Raya)
7. Ronaldo (Big Star Babek)
8. Ahmad Fadli (ASAD 313)
9. M. Naufa Fadillah (Mutiara 97)
10. Ilham Prasetyo (Kabomania)
11. Feri Ardiansyah (Pelita Jaya)
12. Dadan Supardan (SMA Negeri 116 Jaksel)
13. Aji Bijaksana (SMK Mekanik)
14. Muhammad Ferrary (SMA Negeri 97)

Gelandang:
15. Faris Abdul Hafidz (Cibinong Poetra)
16. Zidane Pramudya (Candrabhaga)
17. Kaka Dwi Guna (ASAD 13)
18. Indra Randyansyah (Astam TB)
19. Fahrian Rayhan (Cibinong Poetra)
20. Anggi Ferdiansyah (SMA Negeri 1 Parung)
21. Thora M. Hamzah (SMA Taman Siswa)
22. M. Badrian (SMA Negeri 1 Parung)

Penyerang:
23. Akram Maulana (Candrabhaga)
24. Ferdika Ramdani (Astam TB)
25. Muhammad Hariri (Mutiara 97)
26. Cecep Mulyana (Asad 97)
27. Reza Bayu (Kabomania)
28. Iryanto Wandik (Asad 313)
29. Hadena Laksanasaki (SMA Negeri 97)
30. M Rizky (SMA Negeri 3 Cibinong)

Jadi, itu sharing motivasi dari Bambang Pamungkas soal masa kecil dan menjadi pemain profesionalnya. Dan selamat untuk para pemenang serta 30 pemain terpilih yang akan mengikuti pelatihan di NIVEA MEN Real Madrid Fundacion Professional Camp.

nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

13 komentar untuk "Bambang Pamungkas Cerita Masa Kecilnya di Liga NIVEA MEN TopSkor dan Cup 2018/2019"

Valka 26 Maret 2019 pukul 10.46 Hapus Komentar
Wah, baru tahu kalau ternyata BePe pernah dapat beasiswa di Amerika dan demi kecintaannya dengan dunia sepak bola, ia justru meninggalkannya! Keren banget sih wajar kalau BePe jadi panutan bagi banyak orang khususnya para pesepakbola tanah air.
Anonim 27 Maret 2019 pukul 12.39 Hapus Komentar
Whats up very nice web site!! Man .. Beautiful ..

Superb .. I will bookmark your blog and take the feeds also?
I am satisfied to find so many useful info here within the post, we need work
out extra techniques in this regard, thank you
for sharing. . . . . .
Okapi note 30 Maret 2019 pukul 22.05 Hapus Komentar
asyik banget acara sharingnya apalagi bisa ketemu langsung dengan bambang pamungkas. dari cerita beliau, kalau punya keinginan ya harus komitmen ya.apalagi harus memilih antara sepak bola atau sekolah. hebat banget lah perjuangan beliau. terus berkarya dan mengharumkan nama sepak bola indonesia.
Satto 2 April 2019 pukul 14.10 Hapus Komentar
Jadi pengen nendang-nendang lagi nih, udah lama gak nendang. Habis itu cuci muka pakai Nivea, Bbbbrrrrr segeeerrrr
Roosvansia 2 April 2019 pukul 14.55 Hapus Komentar
Siapa yang ngga kenal BP hihihi. Kenapa ya orangtua selalu melarang anak2nya mencintai hobinya, padahal hobi justru bawa kesuksesan dan kebahagiaan untuk keluarga juga. Semoga kedepannya kt bisa dukung anak2 kita ngejar mimpinya ya, krn sukses itu bisa dari mana aja.
Nadella | Taruih Baraja 2 April 2019 pukul 23.41 Hapus Komentar
Di balik nama besarnya, ternyata BP pernah menukar kesempatan kuliah di negeri Paman Sam dengan mimpi dan janji. Membaca artikel ini, saya tidak bisa tidak setuju kalau BP ialah seorang yg berkomitmen.
Keke Naima 7 April 2019 pukul 14.23 Hapus Komentar
Semoga yang masuk di 30 pemain terbaik ini kelak akan berjaya di tournamen sepakbola nasional bahkan internasional
Reh Atemalem 8 April 2019 pukul 10.48 Hapus Komentar
"Popularitas berarti ancaman. Ketika kita tidak bisa mengatasi popularitas. Maka kita akan jatuh."

Aku kok merasa dia bijak betul ya. Moga prestasinya makin oke.
Gita Siwi 8 April 2019 pukul 14.09 Hapus Komentar
Bicara Bambang Pamungkas dan Bola, ibarat bicara Said dan pose pose fotonya hahaha
Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) 8 April 2019 pukul 14.19 Hapus Komentar
Mas BP idolakuuuu... Padahal aku beberapa kali satu pesawat sama dia dan selalu tersenyum orangnya. Apa karena dia melihat gue mirip Laudya Bella ya? Wakakakaaa...

Kalau Said bakalan jadi Nivea Men juga gak?
Sapa Dunia 9 April 2019 pukul 09.00 Hapus Komentar
Poto om Said yg bawa bola itu keren, ke-handsome-annya terekspos
urmilamile 9 April 2019 pukul 11.21 Hapus Komentar
wahhh bambang pamungkas, keren banget yaa.. apalagi waktu muda, tendangannya ulala deh :D
Desy Yusnita 11 April 2019 pukul 03.51 Hapus Komentar
Waah asyik banget ya bisa belajar main sepak bola sampai ke Madrid, apalagi buat anak-anak SMA itu. Mudah-mudahan jadi peluang dan potensi mereka menggapai mimpi.