Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Review Film Preman Pensiun, Lebih dari Sekedar Lucu


“Kita dipertemukan oleh bisnis. Bisnis yang bagus, tapi bukan bisnis yang baik. bisnis yang sudah lama ada, dan masih tetap ada setelah kita jauh meninggalkannya. ”

film preman pensiun


Film preman pensiun hadir di sbioskop, apakah Sobat Blogger di sini yang sudah menantikannya? Kalau Sobat Blogger yang mengikuti film ini dari season 1 sampai 3 pasti sudah sangat menantikannya bukan. Saya sendiri bukan terbilang yang suka menonton semua episode dari tiap season. Tapi, beberapa kali menonton filmnya, memang sudah dibuat tertarik denagn tingkah lucu dari film bergenre drama komedi ini.

Lalu, ketika Preman Pensiun hadir di bioskop akan menjadi film yang bagus dan rekomendasi? Ini yang mungkin akan menjadi pertanyaan sebagian Sobat Blogger atau bahkan komunitas pecinta film Preman Pensiun.

film preman pensiun

Pada Kamis (13/1), saya berkesempatan mendapatkan undangan menonton film Preman Pensiun terlebih dahulu yang sudah dijadwalkan mulai tayang di bioskop pada 17 Januari 2018. Menonton film ini tidak memberikan saya ekspektasi tinggi. Benak pikiran, saya akan menonton film bergenre drama komedi yang menghibur.

Yah, setelah saya menontonnya. Saya pikir ada yang berbeda dari film layar lebar ini. Soal lucu, film ini tetap mendapatkan porsi komedinya. Sisi lucu dari film ini, selain didukung oleh dialog yang memang menghibur, dialog ini dikuatkan oleh setiap karakter yang diperankan oleh setiap pemain.


film preman pensiun

Kekonyolan Kang Mus sebagai seorang mantan penguasa preman yang disegani. Keluguan Ujang yang banyak mendapatkan perintah dari Kang Mus. Lalu kelucuan 2 preman kembar Murad dan Pipit yang mampu membuat para penonton bergelak tawa. Dan Mang UU yang khas dengan karakter dan dialog bahasa inggris sepatah katanya. Serta aksi lucu lainnya yang ditawarkan oleh setiap pemain.

Menonton film Preman Pensiun edisi layar lebar bioskop ini, rasanya ada nilai lebih di dalamnya selain hanya membahas soal comedy. Selain diramu dengan aneka dialog yang jenaka. Pada seri layar lebar, film ini dihadirkan dalam bentuk dialog berantai. Pikir saya, semacam puisi berantai. Ya, sepanjang film. Banyak dalam dialog di dalamnya dibuat saling salut menyahut di setiap scene yang berbeda. Yah, ini menjadi satu hal menarik dari film Preman Pensiun.

Terakhir, film yang bercerita soal kehidupan preman yang sudah pensiun ini ternyata juga dibumbui dengan drama comedy kisah percintaan dari anak Kang Mus gadis remaja SMA yang berpacaran dengan seorang anak kuliahan dari kampus ternama di Bandung.

Dan yang ada satu adegan tegang yang saya suka dari film ini. Adegan tersebut akan ini akan menjadi akhir dari film layar lebar Preman Pensiun. Di mana, adegang menegang ini akan membuat Kang Mus menyesal dan merasa gagal.

“Saya tahu, di sana akang bahagia di surga. Tapi akang kecewa. Di sini, saya tidak bisa menjaga mereka.”

Lalu, apa yang membuat Kang Muslihat akhirnya bersedih dan merasa gagal? Apakah ada kaitannya dengan anak gadisnya yang berpacaran dengan seorang mahasiswa? Atau ada masalah lainnya yang gagal Kang Mus selesaikan dengan baik?

Menjawab pertanyaan di atas. Rasanya Sobat Blogger wajib buat nonton film yang menceritakan preman insaf ini.

Terbilang sebagai film yang sukses di layar televisi. Apakah di layar lebar ia mampu tampil sempurna? Bagi saya sendiri masih belum. Rate untuk film ini yang bisa saya berikan pada nilai 7.5/10. 

Lalu, berapakah nilai yang akan Sobat Blogger berikan nanti setelah nonton film Preman Pensiun di bioksop nanti? Nonton trailernya di sini.

Yuk ah, jangan lupa ya 17 Januari 2018, Preman Pensiun hadir di seluruh bioskop di tanah air. Semoga film ini tidak sekedar menjadi tontonan belaka saja. melainkan menjadi tuntunan juga. Aamin.


nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

2 komentar untuk "Review Film Preman Pensiun, Lebih dari Sekedar Lucu"

Agustina Purwantini 26 Januari 2019 pukul 06.29 Hapus Komentar
Duugh, pingin nonton tapi belum sempaat ke bioskop...
Mporatne 5 Februari 2019 pukul 03.51 Hapus Komentar
Mpo tidak pernah nonton verai sinetron sama sekali.

Pas nonton film preman pensiun ternyata unik juga ya. Ada scane yang nyambung satu dengan yang lainnya