Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Sesukses Apapun Manusia, Pasti Pernah Terjatuh! Lalu, Bagaimana Saya Menyikapi Ujian Hidup?

pixabay


Halo Sahabat Blogger...
Sesukses apapun seseorang, pasti pernah terjatuh. Setuju? Ya iyalah, emang gak pernah kesandung batu sekalipun gitu sampe terjatuh. hehe Apaan sih. Retjeh.

Hidup itu memang penuh tantangan dan ujian. Setiap orang pasti mengalami kesulitan. Tak perlu jauh-jauh, coba saja sesekali Sahabat Blogger ngajak ayah atau ibu kalian untuk menceritakan pahit manis perjuangan mereka dalam menjalani bahtera rumah tangga. Pasti, ada jatuh bangunnya.
Lalu, sekarang bagaimana dengan kita? Oh, jangan kita, mungkin saya.

Semakin bertambahnya usia, pasti bertambah juga beban hidupnya. Begitu pun yang tengah saya rasakan. Bila semasa sekolah saya hanya memikirkan bagaimana menjadi pelajar yang baik. Masa kuliah naik level bagaimana menjadi mahasiswa yang baik, berkembang dan bisa berguna untuk masyrakat sekitar. Maka setelah kuliah, beban saya pun bertambah. CARI JODOH. Ehh bukan, bukan... hehe

Bila ditelaah secara mendalam. Mungkin saat ini saya belum bisa dibilang merasakan jatuh bangunnya hidup. Karena, saat ini hidup masih bersama orangtua, saya belum betul bisa merasakan susahnya hidup yang sebenar-benarnya. Tapi, walau bagaimana pun, pasti ada saja pengalaman pahit dan manis selama saya menjalani hidup.

Melewati segala ujian hidup memang hal yang utama untuk diperlukan adalah “Kedewasaan”. Oleh sebab itu banyak berseliweran sebuah kata-kata, “Semakin tumbuh besarnya seseorang, maka dia semakin beranjak dewasa.” Baca arti Dewasa di sini.

Sayangnya, terkadang, besar sudah umur seseorang, tapi tidak dibarenngi dengan kebeesaran hatinya untuk menjadi dewasa. sehingga, tidak bisa berpikir matang dalam menangani suatu masalah.
Saya pun pernah menyikapi suhatu masalah secara membabi buta, tanpa berpikir panjang. Tapi, kini sekarang saya mulai mencoba berpikir dewasa dalam menyikapi suatu masalah dengan dua hal.

Pertama, Meyakini Segala Beban Hidup yang Dijalani Tidak Melebihi Batas Kemampuan Saya
Mengapa saya bilang orang sukses pasti pernah terjatuh juga. Karena semua orang pasti pernah berada pada posisi sulit. Hanya saja kadang kita selalu melihat enaknya hidup orang di luar sana. Jadi, jangan pernah berpikir kalo kita selalu sial, hidup kita gak mujur dan sebagaimana.
Bila sedang dalam masalah, hal pertama yang harus terlintas dalam pikiran saya adalah, “Cobaan ini pasti bisa saya lewati.”

Benar bukan, pasti cobaan dalam hidup gak Cuma sekali dua kali datang. Tapi berkali-kali. Saya bilang di awal, kalo dulu pun saya pernah menyikapi suatu masalah secara membabi buta, tanpa berpikir panjang lagi. Ya, karena pada fase ini bisa dikatakan sebagai fase awal saya tumbuh menjadi dewasa. namun, saya belum tahu bagaimana harus bersikap.

Lalu, sekarang. Semua bisa saya sikapi dengan mempelajari ayat-ayat-Nya.Melalui surat Al-Baqarah ayat 286 Allah Swt berfirman:

Allah Swt tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 287).

Berdasarkan firman Allah Swt di atas sudah jelas. Kalau segala ujian hidup yang diberikan, tidaklah melebihi di atas batas kesanggupan kita. Semua sudah sesuai takaran. Oleh sebab itu, bila sedang dalam keadaan sulit, saya mungkin berpikir bagaimana saya harus melewatinya. Dan merenung sejenak, ada perbuatan salah apa yang sudah saya lakukan hingga mendapatkan ujian ini.

Makanya, di dalam ayat selanjutnya dituliskan, mereka berdoa. Di mana di dalam doa tersebut meminta untuk tidak menghukum jika ada dosa atau kesalahan yang diperbuat. Lanjutnya, doa tersebut disebutkan meminta agar segala hukuman yang diberikan di dunia ini tidak melebih batas kemampuan. Dan pada doa terakhir, dijabarkan, mereka, orang-orang terdahulu memohon ampun dan meminta untuk dimaafkan.

Jelaslah, dari ayat di atas, kita bisa mengambil hikmah. Bahwa segala ujian hidup yang ada di dunia ini adalah hal yang biasa. Tugas saya dan kita semua sekarang tinggal menyikapi dengan bijak, dan tidak lupa instropeksi diri dan berdoa untuk diringankan segala ujian yang diterima.

Kedua, Lihatlah ke Bawah, Jangan Melulu ke Atas. Hingga Kita Lupa Diri.
Hal kedua yang saya lakukan saat sedang ditimpa masalah adalah dengan melihat ke bawah. Bukan berarti merendahkan hidup orang lain lebih buruk. Tapi, memang ini menjadi langkah bijak dalam menjalani hidup.

Gak melulu kita harus melihat di atas. Coba tengoklah sebentar orang-orang di bawah kita. Masih banyak yang beban hidupnya lebih sulit dari kita semua. Benar begitu bukan? Saya bersyukur, pernah mengikuti kegiatan social. Keliling kampung cari rumah yatim piatu, ke rumah warga jompo, atau keliling jalan raya mencari mereka-mereka orang terpilih yang punya beban hidup sulit daripada saya. 

Contoh lain, sebagaimana yang sebutkan di atas. Banyak dari orang sukses yang jauh, sebelum ia bisa menikmati hidup seindah-indahnya sekarang ini,  pernah merasakan kehidupan 360 derajat jauh dari masa suksesnya saat ini. Itu yang harus dilihat.

Saat sedang terjatuh, maka yang perlu saya lihat adalah perjuangan seseorang dari titik 0 hingga mencapai sukses. Hal ini bisa membangun semangat hidup, kalau saya harusnya lebih bersyukur tidak mendapatkan ujian yang lebih berat dari orang tersebut. Misal, saat ini saya ditimpa musibah hingga harus menguras tabungan. Lalu sudah drama sedih dan sebagaimananya. Padahal, mereka-mereka yang sekarang sukses punya pengalaman pahit, seperti ditipu hingga harus kehilangan uang ratusan juta, mobil sampai rumah.

Bagaimana? Menurut saya 2 cara berpikir di atas sudah bisa membuat saya tidak terlalu drama dalam bersedih saat sedang ditimpa ujian. Semoga, dikemudian hari, pada fase kehidupan yang lebih menantang, saya bisa melewati ujian hidup ini. Aamin.

Terakhir, saat ditimpa musibah, pasti ada masa bahagianya. Ya, saat saya sedang dalam keadaan bahagia, saya gak lupa berdoa untuk berterima kasih kepada Sang Pencipta yang telah memberikan kebahagiaan di dunia ini. karena, sesungguhnya, setiap kebahagiaan yang kita rasakan menjadi janji Allah Swt atas hadiah yang kita terima.


Karena sesugngguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5-6).


Semoga kita semua bisa melewati segala ujian yang Allah Swt berikan kepada kita semua. Segala sukses dunia dan akhirat, semoga Allah berikan kepada kita semua. Aamin.

nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

6 komentar untuk "Sesukses Apapun Manusia, Pasti Pernah Terjatuh! Lalu, Bagaimana Saya Menyikapi Ujian Hidup?"

@blogger_eksis 8 Februari 2018 pukul 02.14 Hapus Komentar
Subhanallah! Tulisannya bebas dari ujian . . .

Dewasa itu memang pilihan. Semoga kita semua bisa sukses dalam menghadapi cobaan hidup*
Tira Soekardi 9 Februari 2018 pukul 02.36 Hapus Komentar
makasih sharingnya buat refleksi diriku
Admin Haema 6 Maret 2018 pukul 05.12 Hapus Komentar
Intinya, hidup itu perlu prihatin ya biar nggak kaget kalau pas jatuh.. mantap kak blognya ^^
nursaidr 6 Maret 2018 pukul 05.48 Hapus Komentar
Terima kasih sudah berkunjung
nursaidr 6 Maret 2018 pukul 05.49 Hapus Komentar
Sama2 mba Tira. Buat refleksi saya juga ini. Dan buat kita semua. Semoga bermanfaat.
nursaidr 6 Maret 2018 pukul 05.49 Hapus Komentar
Aamin.