Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

KatanyaIndigo: Ini Kisah Awalku Melihat Dunia Lain


Photo: pixabay

#1 Apa saya Indigo?

Beberapa bulan ini, saya mulai dipikirkan dengan istilah “Indigo”. Mereka yang mampu melihat makhluk dari bangsa lain, dikatakan sebagai indigo. Pertanyaan saya sekarang adalah apakah saya indigo setelah bisa melihat berbagai macam hal-hal mistis? Atau  itu hanya ilusi belaka?

Cerita ini bermula sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Bila diingat-ingat, sejak kecil saya selalu merasa ada yang mengikuti. Tak jarang, bila sedang sendiri menuju dapur, sesekali saya suka menengok ke belakang untuk melihat apa ada yang mengikuti saya? Tentu saja ini kosong, saya gak bisa melihat apa-apa.

Bila di rumah sedang sendiri, saya pun sering mendengar percakapan seseorang yang seolah itu berada di dalam rumah saya. Padahal, di rumah saya sepi, sendiri. Bisa saya pastikan, suasana seperti ini gak Cuma sekali dua kali saja. Tapi rasanya seperti berkali-kali. Sampai-sampai, saya merasa punya pendengaran yang ektra tajam, bisa mendengar obrolan ibu-ibu di luar rumah yang jaraknya jauh dari dalam rumah saya.

Oh ya, waktu sd, rumah saya terbilang panjang. Karena waktu itu saya masih tinggal bersama keluarga besar, dan kepemilikan rumah masih punya nenek. Bila diingat-ingat, dulu rumah saya dari depan ada halaman, teras rumah, ruang tamu yang cukup panjang, kamar keluarga kami (saya, adik saya dan orangtua), kamar nenek, sampingnya kamar lagi, masuk lorong ruang makan, di depannya ada gudang, samping gudang ada kamar kosong, samping ruang makan ada kamar mandi, dan maju masuk ke belakang lagi lewati sedikit lorong (semacam gang kecil kalo saya bilang) menuju dapur dan pintu belakang.

Nah, pada saat itu saya belum paham tentang ini semua. Sampai pada kelas 6 sd, menjadi awal saya bisa melihat. Masih ingat betul, makhluk yang saya lihat semacam pocong yang sedang lompat dari pohon kelapa menuju dataran bawah di rumah. Waktu itu, saya sedang duduk-duduk di bawah pohon besar bersama teman-teman sehabis bermain polisi maling.  Tiba-tiba pocong itu nongol dan lompat dari pohon kelapa. Sontak saya langsung bilang, “itu ada pocong”. Dan kami semua lari. Sampe rumah, kepala saya pusing. Sejak melihat pocong, saya mulai mimpi didatangi pocong itu, dengan setting lokasi dan kejadian yang sama. Oh ya, usut punya usut, di pohon kelapa itu, bokap juga pernah jatuh. Konon, katanya dijorogin setan juga.

Setelah kejadian melihat itu, saya gak pernah lagi melihat penampakan. Sampai pas masuk pesantren di Bekasi, SMP mulai terbuka semuanya. Oh ya, entah kejadian ini setelah saya melihat semakin banyak makhluk astral, atau sebelumnya. Pas SMP, saya pernah di”culik”  ke alam lain. Bila kerasukan itu sepenuhnya kita gak sadar. Kalo ini, saya masih bisa sadar.

Waktu itu posisinya saya sedang istirahat tidur-tiduran di kamar temen, tepatnya kamar 6. Kamar ini emang terbilang horor, karena temen yang menghuni kamar ini pernah ngeliat kepala nongol dengan rambut yang menjulur panjang.

Nah, pas saya lagi tiduran siang, tiba-tiba saya dibawa ke suatu tempat di mana itu gelap dan seperti satu titik cahaya muncul dari atas. Tau apa yang terjadi? Tangan saya kaya dipegang, dan tiba-tiba diputer-puter dengan kencangnya hingga badan dan kaki saya lurus sejajar terbang dan diputer-puter. Jelas ini pusing dong.

Semakin gak kuat, tiba-tiba saya berusaha minta tolong, Cuma saya nangis waktu itu. Dan tiba-tiba udah lepas dari itu makhluk yang nyulik saya. Lepas di sini dalam artian saya udah keluar dari tempat saya diculik, saya sudah sadar dan bisa nangis. Tapi....

Di posisi itu, posisi saya semua sambil tidur. Saya sudah nangis, dengan mata dan telapak tangan gak bisa dibuka. Waktu itu gak bisa mikir apa-apa saya kenapa, dan kok gak bisa buka mata dan telapak tangan. Pokoknya, saya masih takut dengan kejadian diculik itu. Mungkin kalo pernah dengar cerita-cerita diculik kolong wewe, terus dibawa ke alamnya, dan dikasih makan. Bisa jadi itu bener. Dan bedanya, saya Cuma dibawa ke alam lain aja, dengan jasad gak ikut diculik.

Singkat cerita, orang sekitar pondok dengar saya menangis. Dan saya langsung dibawa ke kamar, bila saya tebak, ya kamar 1, kamar ketua pondok. Proses saya digotong ini saya jelas tahu hanya saja, saya gak bisa menyaksikan siapa saja yang gotong saya. Di kamar 1 ini, saya tahu betul, ada beberapa orang yang berusaha ngebuka kepalan tangan saya, tapi gak berhasil. Entah, di sana saya diapain, saya gak tau juga.

Sampai akhirnya, karena emang gak kunjung kelar saya nagisnya, (mwehehe ini nangis lama karena gak bisa mikir abis kejadian itu. Masih takut aja) lalu tangan tak kunjung terbuka, akhirnya digotong lagi dan dibawa ke rumah kiyai di pondok. Saya dengar dan tahu saya dipindahkan ke rumah kiyai pondok.

Nah, sampe di rumah kiyai ini saya bener-bener gak tahu lagi ada proses apa sampai saya tiba-tiba udah gak sadar, dan terbangun sekitar pukul empat sore. Ya, abis terbangun saya langsung ke kamar mandi. Kebelet kencing. Hehe

Oh ya, sehabis kejadian itu, sorenya saya langsung pulang ke rumah. Kebetulan ada orangtua temen yang di Jakarta juga sedang jenguk anaknya yang temen saya juga. Akhirnya, saya numpang mobil dan pulang ke Jakarta.

Pas balik ke pondok, biasalah. Saya dan orangtua menghadap ke ustad, pengurus pondok dulu. Ya say hallo, saya udah kembali ke pondok dan dalam keadaan sehat wal afiat. Kaget, waktu denger cerita ustad ini.

Diceritain, bukan Cuma telapak tangan aja yang gak bisa dibuka. Tapi, sang ustad dapet cerita dari santri pondok yang menemani saya selama diculik itu dan dipindahkan ke kamar 1 sampai ke rumah kiyai, kalau kaki saya membiru seperti orang mati. Mungkin udah sampai titik ini, akhirnya saya dibawa ke rumah kiyai untuk disembuhkan.
Ya, itu pengalaman awal saya dimulai merasa diikuti, mendengar obrolan-obrolan tidak jelas asalnya dari mana, melihat pocong sampai  diculik. Apakah sampai di sini saya bisa dikatakan sebagai indigo?


Mari simak cerita selanjutnya untuk menjawab apakah saya benar indigo. Kamu yang indigo, apa benar saya indigo?

Baca juga: #KatanyaIndigo cerita kedua

nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

18 komentar untuk "KatanyaIndigo: Ini Kisah Awalku Melihat Dunia Lain"

Valka 18 Januari 2018 pukul 00.09 Hapus Komentar
Wah kok serem ya bacanya?

Orang yang bisa melihat makhluk astral gak otomatis indigo. Kalau indigo biasanya identik dengan orang yang bisa melihat/merasakan makhluk astral dan juga menerawang masa lalu/masa depan. Apa ada pengalaman semacam itu juga? Tapi mungkin indigo itu ada tingkatan-tingkatannya: mulai dari melihat/merasakan yang seperti iyi doang sampai bisa menerawang jauh ke depan. Karena gue bukan indigo jadi gak bisa menjawabnya. Yang pasti cuman bisa mendoakan saja semoga lo selalu dilindungi oleh Allah ya.
Akuherman 18 Januari 2018 pukul 04.16 Hapus Komentar
Saya dulu waktu kecil pernah terbangun dan sudah ada di dunia "lain", pemandangan nya indah, indah nya beda dengan yg selama ini di "Bumi" pohonnya aneh2, hampir puluhan kali saya seperti itu, terakhir kelas 1 SMP, abis itu gak pernah ngalamin lagi"

Aneh nya saat terbangun di dunia tersebut rasa nya seperti tidak mimpi, merasakan dingin nya air, bau rumput nya yg khas, kata mereka klo saya tidur di dunia tersebut, saya akan bangun di dunia yg sekarang saya tempati.
Akuherman 18 Januari 2018 pukul 04.17 Hapus Komentar
Saya dulu waktu kecil pernah terbangun dan sudah ada di dunia "lain", pemandangan nya indah, indah nya beda dengan yg selama ini di "Bumi" pohonnya aneh2, hampir puluhan kali saya seperti itu, terakhir kelas 1 SMP, abis itu gak pernah ngalamin lagi"

Aneh nya saat terbangun di dunia tersebut rasa nya seperti tidak mimpi, merasakan dingin nya air, bau rumput nya yg khas, kata mereka klo saya tidur di dunia tersebut, saya akan bangun di dunia yg sekarang saya tempati.
ayu ratnaningtias 18 Januari 2018 pukul 05.14 Hapus Komentar
Hmmm kalo saya baca dari cerita masnya itu bukan ilusi mereka benar adanya. Orang indigo setahu saya mereka dapat berkomunikasi dengan makhluk astral tak hanya melihat aja tapi itu juga ada tingkatannya. Mas mungkin termasuk indigo tapi dengan tingkatan hanya dapat melihat belum dapat berkomunikasi dengan mereka. Saya juga bingung sama diri saya. Singkat cerita kejadian waktu SMA saat study penelitian di Bandung dan kami menginap di sebuah motel. Herannya hanya lantai 1 dan 3 yang dipakai lantai 2 sepi tanpa penghuni. Posisi kamar saya tepat paling ujung di belakangnya gudang. Teman saya tertawa ngakak tidak karuan, sontak saya tegur dia agar tidak seperti itu lagi. Setelh tidur ubtuk persiapan besok penelitian saya didatangi sosok wanita berambut panjang tepat berdiri di depan ranjang tidur saya. Saya tidak kaget karena saya sudah biasa. Awalnya tante Kun (kunti) gak mau pergi dari depan saya setelah sya berkomunikasi dengan baik2 akhirnya dia mo pergi. Setelah itu teman saya yang tertawa diusilin sama dia hihihi (itu kisah pertama kali saya dapat melihat dan berkimunikasi dengan makhluk astral hingga saat ini berbagi wujud saya lihat). Kemudian soal mas yang diculik saya pun pernah. Saya pernah diculik leak karena pas kebetulan saya sedang stay di Bali, kejadian itu bulan september lalu. Saat saya tidur siang teman saya pergi otomatis saya di kos sendirian karena lagi sakit juga. Rasanya aneh saya mendengar segerombol orang yang diketuai leak masuk ke dalam rumah, setelah itu saya dapat melihat tubuh saya tertidur sambil mata terbelalak kondisi tubuh kaku gemetar dikasur, saya berusaha masuk lagi ke dalam tubuh saya akhirnya bisa masuk. Saya mau menghubungi teman saya sulit sekali padahal hp persis disamping tangan saya. Berkali2 saya berdoa tetap leak dan kawanannya menarik saya. Akhirnya dengan tekat yang kuat bahwa saya hanya dapat meninggal atas kehendak ALLAH dan hanya ALLAH yang berhak ngambil. Seketika itu saya terbangun dengan kondisi badan lemas, napas tersengal2, badan dingin, gemetar. Itulah kisah saya, entah saya dapat dikategorikan indigo atau tidak :D
April Hamsa 18 Januari 2018 pukul 05.25 Hapus Komentar
Serem mas, tapi "seru" #hallah.
Ditunggu kisah selanjutnya.
Rhoshandhayani KT 18 Januari 2018 pukul 07.08 Hapus Komentar
Subhanallah. Baru kali ini aku membaca cerita macam ini, padahal sering penasaran sama cerita indigo tapi gak pernah kepo.

Ya aku sih bersyukur gak dikasih kelebihan macam itu, hehe

Ditunggu kak kisah lanjutannya
catatan elisakoraag 18 Januari 2018 pukul 07.13 Hapus Komentar
Saya gal merasa Saya indigo. Saya belum pernah melihat mahluk astral Dan emang gal mau. Tapi Saya merasa kalau Ada yg mengikuti Saya. Mendengar suara lain Juga. Tapi Saya "menolak" dengan meyakini Saya percaya Saya dilindungi
. Puncaknya adalah 3 perkara besar. Ketika Saya menikah Dan melahirkan 2 x dng operasi. Semua itu saya merasa Dejavu. Jadi saat Saya melakukan prosesi pernikahan Dan 2 x melahirkan, semua bisa Saya lihat. Saya seolah duduk di atas Dan melihat semua di bawah. Sedangkan dlm diri, Saya merasa sedang mengulang apa yg sdh pernah Saya lakukan. Apa Saya indigo?
Okapi note 18 Januari 2018 pukul 11.09 Hapus Komentar
luar biasa serem mas...
saya kurang paham juga sama yang beginian. tapi dari postingan blog nya saya jadi ikut merinding. saya bahkan penasaran pengen liat makhluk halus sampai sekarang belum pernah lihat yang begituan.
tapi ngeri juga ya kalo beneran indigo karena setiap saat bisa merasakan hawa dari makhluk halus hiii..
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.30 Hapus Komentar
Iya, Val. Aamin. Mesti kenceng ibadah dan kepercayaan sama Tuhan. Biar gak gampang diganggu.
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.32 Hapus Komentar
Asik sepertinya mas. Indah Yo kayaknya.
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.36 Hapus Komentar
Wah, iya ka. Herannya saya gak pernah bisa berkomunikasi langsung. Beberapa kali pernah berkomunikasi, tapi tidak secara langsung kaya Kakanya gtu.

Dan bila ada tingkatannya indigo. Sepertinya cukup sampai disini saya. Hihi
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.37 Hapus Komentar
Terima kasih.
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.39 Hapus Komentar
Wah buncha sudah sampai bisa melihat tubuh sendiri. Entahlah buncha. Hihi saya juga belum paham soal indigo. Masih proses cari tahu ini juga.
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.40 Hapus Komentar
Kalo sudah terbiasa ya biasa ka. Makanya, dulu saya sering nganggapnya ilusi aja. Dibilang ilusi tapi sering banget. Begitulah, jadi dibawa santai aja. Yg ditakutkan gangguan kalo lagi istirahat tidur.
nursaidr 18 Januari 2018 pukul 11.41 Hapus Komentar
Penikmat horor sepertinya mba April.
Noer Ima Kaltsum 19 Januari 2018 pukul 19.46 Hapus Komentar
bacanya sampai deg-deg plas!
Bella agmia 30 Desember 2019 pukul 10.56 Hapus Komentar
Mirip adiku semenjak balita pernah kesambet selalu diganggu penampakan sampai SD tapi pas baligh sekitat usia smp udh gak diganggu lagi.

Tp Udah Coba ruqiah diri sendiri blm?... mahluk halus paling seneng kalo direspon
nursaidr 3 Januari 2020 pukul 20.47 Hapus Komentar
Sempat di ruqiyah. dan sudah bersih. dan setelah itu juga sempat rutin ruqiyah mandiri. tapi pas udah bolong ruqiyah mandirinya. ya sudah. keganggu lagi. hehe