Tools Marketing e-Commerce Anda Mahal Tapi Nganggur? Begini Cara Mengoptimalkannya
Berapa banyak tools marketing yang Anda bayar tiap bulan, dari email platform, analytics, CRM, hingga tools iklan otomatis, tetapi cuma digunakan 10-20% fiturnya saja?
Kalau Anda merasa relate, Anda tidak sendiri. Karena berdasarkan data yang dirilis dalam white paper Redcomm tentang “Why Most E-commerce Budgets Fail”, 52% tools marketing e-commerce tidak digunakan secara optimal.
Padahal, biaya langganan tools ini bisa mencapai jutaan rupiah per bulan. Artinya? Banyak bisnis online yang menghabiskan anggaran besar untuk alat yang sebenarnya belum memberi hasil maksimal.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Anda perlu membaca artikel ini sampai selesai agar setiap tools yang Anda gunakan bisa benar-benar bekerja untuk mendongkrak efisiensi dan pertumbuhan bisnis.
1. Lakukan Audit Tools Secara Berkala
Langkah pertama untuk mengoptimalkan tool marketing adalah mengecek kembali apa saja tools yang Anda langgani, lalu bandingkan dengan hasil aktualnya. Apakah tools tersebut:
● Masih relevan dengan kebutuhan sekarang?
● Memberikan insight atau dampak nyata ke performa marketing Anda?
● Sering digunakan oleh tim, atau hanya aktif di invoice?
Buat daftar tools dan nilai satu per satu fungsinya. Tool yang mahal tapi jarang digunakan sebaiknya diganti atau dihentikan.
2. Pelajari dan Manfaatkan Fitur-Fitur Tersembunyi
Banyak tools punya fitur canggih yang sebenarnya bisa menjadi game changer bagi efisiensi dan konversi.
Sayangnya, berbagai fitur penting tersebut sering kali terabaikan karena user tidak familiar atau tidak punya waktu untuk belajar.
Padahal, fitur-fitur ini dirancang untuk menghemat waktu, meningkatkan personalisasi, dan membuat keputusan berbasis data lebih cepat.
Misalnya:
● Fitur segmentasi otomatis di Klaviyo, misalnya, memungkinkan Anda mengelompokkan pelanggan berdasarkan perilaku pembelian atau interaksi email, sehingga campaign bisa lebih relevan dan conversion rate lebih tinggi.
● Automation dan lead scoring di HubSpot memungkinkan Anda memberi peringkat prospek secara otomatis dan mengatur alur follow-up berdasarkan skor. Hal ini akan menghemat waktu tim sales dan meningkatkan closing rate.
● Attribution model di GA4 dapat membantu Anda memahami channel mana yang paling berpengaruh dalam customer journey, sehingga alokasi budget bisa lebih akurat.
Coba jadwalkan sesi pelatihan internal atau gunakan demo & knowledge base dari masing-masing tools.
Anda juga bisa menunjuk satu orang champion di tim untuk menjadi “super user” yang menguasai satu tools secara mendalam dan membagikan pengetahuan itu ke tim lain.
Dengan cara ini, investasi tools Anda akan jauh lebih maksimal, dan hasilnya langsung terasa di performa bisnis.
3. Integrasikan Tools agar Data Mengalir Otomatis
Salah satu alasan tools jadi tidak optimal bisa jadi karena mereka bekerja sendiri-sendiri. Padahal, banyak tools bisa diintegrasikan untuk menciptakan alur kerja yang lebih efisien dan saling terkoneksi.
Data dari white paper Redcomm “Why Most E-commerce Budgets Fail menunjukkan hanya 39% pelaku e-commerce yang benar-benar mengintegrasikan tools mereka secara menyeluruh, dan ini menyebabkan potensi ROI dari martech stack mereka tidak pernah tercapai maksimal.
Contoh integrasi yang bisa Redcomm digital marketing agency Indonesia rekomendasikan, di antaranya:
● Integrasi CRM dengan WhatsApp API atau email automation untuk mempercepat follow-up secara personal
● Integrasi Shopify dengan GA4 dan Meta Pixel untuk pelacakan konversi dan remarketing yang lebih akurat
● Integrasi Chatbot dengan sistem retargeting untuk memanfaatkan data percakapan sebagai sinyal pembelian
Dengan integrasi yang tepat, Anda bisa meminimalkan kerja manual, mempercepat respon ke pelanggan, dan mendapatkan data real-time lintas channel untuk keputusan yang lebih cepat dan berbasis fakta.
👉 Untuk mengetahui model integrasi martech yang efektif, serta bagaimana brand-brand e-commerce terdepan melakukannya, download white paper Redcomm gratis: Why Most E-commerce Budgets Fail di Iklan Online di Industri e-Commerce Untung atau Tidak? Ini Jawabannya!
4. Libatkan Tim Marketing dan CS dalam Penggunaan Tools
Tools yang powerful hanya akan efektif jika digunakan oleh orang yang tepat. Pastikan tim Anda tahu fungsi tools yang digunakan, dan libatkan mereka dalam pelatihan atau onboarding.
Selain itu, Anda bisa membuat Standard Operating Procedure (SOP) agar semua orang paham kapan dan bagaimana menggunakan tools tersebut secara konsisten.
5. Gunakan Dashboard Monitoring atau Reporting Otomatis
Banyak tools menyediakan dashboard atau bahkan integrasi ke Google Data Studio untuk memudahkan analisis performa.
Adanya dashboard membuat Anda tidak perlu lagi membuka 5 tab hanya untuk melihat hasil campaign saat perlu memantau ROI iklan harian, melacak konversi berdasarkan channel, atau saat mau menganalisis growth pelanggan dari berbagai sumber.
Ini bukan hanya menghemat waktu, namun memungkinkan Anda mengambil keputusan lebih cepat dan berbasis data.
6. Ukur ROI dari Setiap Tools
Setiap tools harus bisa menjawab satu pertanyaan: apakah alat ini memberi hasil yang sebanding (atau lebih) dari biaya yang dikeluarkan?
Buat metrik khusus untuk masing-masing tools. Misalnya:
● Email marketing tool → Open rate, conversion rate, revenue per send.
● CRM → Customer retention rate, repeat order.
● Analytics → Insight yang menghasilkan tindakan konkret.
Jika ROI-nya tidak sebanding, pertimbangkan ganti tools atau turunkan ke paket yang lebih murah.
7. Selaraskan Tool dengan Tujuan Bisnis dan Fase Pertumbuhan
Setiap tools memiliki kekuatan di fase tertentu: ada yang cocok untuk tahap akuisisi awal, ada yang lebih relevan untuk retensi atau scaling.
Pastikan tool yang Anda gunakan memang sesuai dengan prioritas bisnis saat ini. Misalnya, jangan buru-buru langganan tool analitik enterprise jika toko Anda baru punya 50 pelanggan per bulan.
Sebaliknya, jika Anda sedang di fase scaling, tools otomatisasi dan segmentasi lanjutan bisa memberi leverage besar.
Menyelaraskan tools dengan kebutuhan pertumbuhan akan mencegah pemborosan dan membuat setiap investasi tools lebih berdampak.
➡ Jika masih bingung menentukan tools yang tepat untuk tahap pertumbuhan bisnis, atau butuh bantuan audit dan optimasi martech stack, jangan ragu menghubungi tim digital marketing agency Indonesia di Kontak Redcomm. Mereka siap bantu Anda menyusun strategi yang lebih efektif dan berbasis data.
Jadi, jangan biarkan tools marketing Anda cuma jadi beban biaya tetap tiap bulan. Setiap tools harus bekerja sesuai fungsinya dan memberikan nilai nyata ke bisnis.
Prinsipnya, mengoptimalkan penggunaan tools yang sudah Anda punya bisa meningkatkan efisiensi, menghemat waktu, dan tentu saja menurunkan CAC serta menaikkan ROI.
15 komentar untuk "Tools Marketing e-Commerce Anda Mahal Tapi Nganggur? Begini Cara Mengoptimalkannya"
marketing dan cara manfaatin tools dgn bener. Ada temenku yang punya usaha mukena yang udah cukup besar, tapi kemudian stagnan karena dia nggak bisa memanfaatkan digital marketing ini. Padahal udah kursus.
Emang harus diserahin ke ahlinya ya supaya bisa memanfaatkan tools yang ada supaya tepat guna.
Kadang banyak yg punya tools, TPI tidak tau cara penggunaan nya, sangat disayangkan.