Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Memetik Hikmah dari 4 Kepribadian Nabi Zulkifli: Taat Beribadah, Sabar, Jujur dan Selalu Menepati Janji

Nabi Zulkifli as adalah anak Nabi Ayub as dan cucu dari Nabi Ibrahim. Ia diangkat menjadi nabi dan rasul setelah Nabi Ayub. Saat masih kecil, namanya tidaklah langsung Zulkifli, melainkan Basyardan. Nabi Zulkifli diutus oleh Allah Swt adalah karena ia memiliki sifat yang sabar. Ia diutus untuk menyebarkan ajaran agama Allah kepada kaum Amoria di Damaskus, Suriah.

Nabi Zulkifli menjadi manusia yang sangat sabar, ia tidak mudah mengeluh saat Allah Swt memberikannya sebuah ujian. Saat ia sedang dirundung masalah, ia lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt penuh dengan keimanan dan ketaqwaan.
Allah Swt berfirman, “Dan (Ingatlah) kisah Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang sabar. (QS. Al-Anbiyaa: 85).

Masa Kecil Nabi Zulkifli Tidak Pernah Berbohong dan Selalu Menepati Janji
Dikisahkan Nabi Zulkifli adalah satu-satunya anak Nabi Ayub yang masih selamat dari bencana runtuhnya rumah ayahnya yang sampai menewaskan seluruh saudaranya kecuali dirinya. Nabi Zulkifli adalah anak yang sabar, menjadi doa atas namanya saat kecil Barsyadan yang berarti orang yang sabar.

Sejak kecil, Nabi Zulkifli sudah disenangi oleh masyarakat sekitar. Hal ini karena sifatnya yang jujur tidak pernah berbohong serta selalu menepati janji atas apa yang diucapkan. Sehingga banyak masyarakat yang senang dengan  Nabi Zulkifli.

Selain Sabar, Jujur, Tidak Pernah berbohong, Nabi Zullkifli Juga Manusia Yang Taat Beribadah

Nabi Zulkifli menjadi manusia yang taat beribadah sebelum ia diangkat menjadi seorang Nabi. Dalam kesehariannya, ia melaksanakan ibadah solat sebanyak 100 kali dalam sehari. Ketaatan dalam beribadah disebutkan dalam firman Allah Swt, “Dan kami Memasukkan mereka ke dalam rahmat kami. Sungguh, mereka termasuk orang-orang yang soleh.” (QS. Al-Anbiyaa: 86).

Karena Teguh Pendirian, Sabar dan Jujur nabi Zulkifli Menjadi Raja

Pada suatu hari, dikisahkan seorang raja yang sudah lanjut usia dan tidak mempunyai keturunan sedang mencari penerusnya untuk mengantikan kedudukannya. Raja tersebut adalah orang yang bijaksana, sehingga ia tidak bisa asal sembarangan menggantikan posisinya kepada orang lain.
Maka dari itu, raja tersebut mengadakan sayembara kepada seluruh rakyatnya. Sayembara yang diberikan oleh sang raja cukup sulit, di mana pada siang hari harus berpuasa dan malam hari menjalankan solat malam. Raja sangat ingin orang yang menggantikannya benar-benar orang yang mampu melaksanakan ibadah tersebut sesuai sayembara yang diberikan.

Informasi mengenai sayembara tersebut dengan cepat menyebar sampai kepada masyarakat luar kerajaan. Maka, tidak butuh waktu lama, masyarakat berdatangan ke kerajaan menemui sang raja. Siapa saja yang merasa sanggup atas persayaratan sayembara itupun berhamburan menuju istana, dari pemuka suku, pejabat, rakyat biasa tidak ketinggalan Nabi Zulkifli.

Maka berkumpulah mereka semua di alun-alun kerajaan. Dan raja pun sudah sejak pagi menunggu kedatangan rakyatnya dan dengan senang menyambut tamu-tamunya. Kehadiran sang raja pun mendapatkan tepuk tangan gembira oleh masyarakat juga.

“Aku tidak ingin siapa saja yang menjadi raja setelahku adalah manusia yang sembarang. Perlu kalian tahu, dengan menjadi pemimpin, titah raja akan selalu dituruti dan apa yang kalian lakukan diikuti oleh rakyatnya. Oleh sebab itu, sayembara ini tidaklah sembarang.”
“Siapa saja yang ingin menjadi seorang raja, ia haruslah rajin beribadah puasa pada siang hari dan solat malam pada malam hari.” Setelah selesai menyampaikan persyaratan sayembara dihadapan rakyatnya, sang raja tidak melihat ada yang mengangkat tangan tanda kesanggupan menerima persyaratan sayembara.

Namun, tiba-tiba saja seorang pemuda mengangkat tangan, dan dialah Nabi Zulkifli. Dengan yakin dan tegas dia mengungkapkan kesanggupan atas syarat sayembara yang diberikan. “Hamba sanggup menjalankan puasa di siang hari dan menjalankan ibadah pada malam hari.”

Awalnya raja ragu terhadap Nabi Zulkifli, hal ini mnegingat pada saat itu ia masih muda. Namun, raja yang bijaksana tidak hanya melihat dari sudut pandang negatif saja. Ia berpikir positif bahwa keyakinan di sisi lain hatinya berbicara Nabi Zulkifli mampu memimpin rakyatnya dengan penuh kebajikan. Mengingat, dari sekian banyak yang hadir, hanya dia yang berani dengan yakin dan sanggup menjalankan persyaratan yang diberikan.

Akhirnya raja setuju, dan Nabi Zulkifli menjadi raja. Dan Nabi Zulkifli pun melaksanakan ibadah puasa pada siang hari dan solat malam selama ia menjadi raja bahkan setelah sang raja wafat Nabi Zulkifli masih tetap menepati janjinya untuk beribadah.


Nabi Zulkifli tetap menepati janjinya melaksanakan ibadah memang karena ia sudah menajdi manusia yang taat dalam beribadah. Sehingga, syarat yang diberikan raja bukanlah lagi sebagai persyaratan buatnya. Dan dikisahkan pula, nama Zulkifli mulai diganti pada saat ini. Saat ini menjadi raja. Karena Zulkifli artinya sanggup, sejak peristiwa dirinya mengangkat tangan sanggup memenuhi sayembara itu ia dipanggil Zulkifli. Wallahu a’lamu bishoaf.   *(NSR/BerbagaiSumber). 
nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

Posting Komentar untuk "Memetik Hikmah dari 4 Kepribadian Nabi Zulkifli: Taat Beribadah, Sabar, Jujur dan Selalu Menepati Janji"