Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Perjuangan Serta Ujian Nabi Yakub Berpisah dari Keluarga dan Anaknya


Dikisahkan, Nabi Yakub as seorang anak dari pasangan Nabi Ishaq dengan Rifqah. Nabi Yakub memiliki saudara kembar bernama al-Aish. Namun, hubungan keduanya tidak begitu baik dikarenakan Nabi Yakub lebih disayangi dibandingkan Aish. Hal ini membuat Aish sangat iri kepada Nabi Yakub. Seringkali Aish bersikap dingin yang tak jarang mengeluarkan kata-kata sindiran karena merasa tidak senang dengan Nabi Yakub.
Sikap cemberu Aish diperparah dengan didoakannya Nabi Yakub oleh ayahnya Nabi Ishaq, “Mudah-mudahan engkau menurunkan nabi-nabi dan raja-raja.” Semakin menjadilah rasa iri Aish terhadap Nabi Yakub.  
Melihat hal tersebut, Nabi Yakub merasa tidak nyaman dengan sikap dingin dan sindiran saudaranya tersebut. Akhirnya, setelah berkonsultasi dengan ayahnya, Nabi Yakub diminta tinggal bersama pamannya Laban di kota Fadan A’raam berada di Irak. Dan Nabi Yakub pun dengan ikhlas menerima saran ayahnya tersebut, dan tinggal bersama pamannya. Sejak saat itulah Nabi Yakub sudah berpisah dengan ayah dan ibunya. Hidup bersama pamannya.

Setelah tumbuh menjadi dewasa, saat Nabi Yakub sudah pantas untuk menikah, Laban mempersilahkan Nabi Yakub menikahi putrinya, Laiya putrid pertamanya. Namun ternyata, Nabi Yakub menyukai putrid keduanya, Rahil. Akhirnya, dibuatlah kesepakatan bahwa Nabi Yakub diperbolehkan menikah dengan Rahil setelah menikahi putrid pertamanya terlebih dahulu Laiya. Akhirnya, Nabi Yakub menikah dengan Laiya, dan setelah tujuh tahun menunggu dengan syarat pula untuk mau menggembalakan hewan ternak milik Laban, menikah jugalah dengan Rahil.
Pernikahan tersebut diperbolehkan, mengingat pada masa tersebut belum ada larangan hingga diturunkannya firman Allah surat Annisa ayat 23, “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Maka menikahlah Nabi Yakub dengan kedua putri Laban, Laiya dan Rahil. Setelah menikah dengan keduanya, beberapa tahun kemudian, kedua istrinya mempersilahkan Nabi Yakub menikah dengan pembantu perempuan Laiya dan Rahil, yakni Zulfa dan Bahlah.
Setelah menikah, Nabi Yakub dikaruniai 12 orang anak dari istri-istrinya tersebut. Satu di antara anak-anak tersebut yang mnejadi Istimewa adalah Nabi Yusuf. Menjadi anak kesayangan, menajadikan Nabi Yusuf dibenci kembali oleh saudara-saudaranya, sama seperti Nabi Yakub dengan saudaranya. Saking iri dan bencinya, sampai-sampai Nabi Yusuf hendak ingin disingkirkan dan rencana tersebut pun berhasil. Nabi Yusuf dijebak dan dibuang ke dalam sumur.
Kehilangan anak kesayangannya membuat Nabi Yakub merasa terpukul dan membuatnya sedih berkepanjangan. Nabi Yakub tahu, bahwa anaknya Nabi Yusuf adalah buah hati yang spesial. Hal ini dikarenakan cerita Nabi Yusuf yang bercerita kepada ayahnya mengenai mimpinya tersebut.
“Wahai bapakku, aku bermimpi melihat sebelas bintang, bulan dan matahari bersujud kepadaku.”
“Wahai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu yang lain. Sesungguhnya mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata,” jawab Nabi Yakub. Oleh karena itu, kehilangan anaknya Nabi Yusuf membuat Nabi Yakub sangat terpukul, hingga ia terus bersedih dan kehilangan penglihatannya.
Setelah beberapa tahun kemudia, terdengar kabar bahwa Nabi Yusuf masih hidup dan telah menjadi penjabat tinggi di kerajaan Mesir. Sebelumnya Nabi Yusuf bertemu dengan saudaranya yang masih hidup dan menitipkan jubahnya untuk diusapkan pada wajah ayahnya, Nabi Yakub. Dan atas izin Allah SWT, Nabi Yakub diberikan kembali penglihatannya.
Dan atas kesabarannya atas setiap ujian yang telah dilewatinya, Nabi Yakub beserta anaknya dapat kembali berkumpul dan bertemu dengan Nabi Yusuf. Dan disebutkan, inilah wujud dari mimpi Nabi Yusuf melihat sebelas bintang, bulan dan matahari bersujud kepadanya. Wallahu a’lamu bishhoaf.    *(NSR/BerbagaiSumber).

  
nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

Posting Komentar untuk "Perjuangan Serta Ujian Nabi Yakub Berpisah dari Keluarga dan Anaknya"