Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Mewarisi Suri Tauladan Rasulullah Saw


Tidaklah kekal setiap apa-apa yang Allah SWT ciptakan, khususnya manusia. sebagai makhluk yang fana, akan binasa, tidak baik bagi seorang manusia terlena dalam tipu daya dunia. Hanya menghabiskan hidupnya untuk bersenang-senang layaknya umat jahiliyah terdahulu. Seperti berjudi, minum-minuman keras, free sexs, dan banyak lagi yang sifatnya menjauhkan diri dari Allah SWT.

Harta, tahta dan segala macam kenikmatan yang ada di dunia ini yang sudah kita miliki tidak lain semata adalah titipan dari Allah SWT.  Pada saatnya nanti jika sudah datang waktunya bagi kita didatangkan oleh izrail, maka apa yang bisa kita bawa tidaklah lain hanya amal ibadah.

Lantas, seberapa banyak dan yakinkah amal ibadah kita saat ini hingga dapat berpikir hidup tenang dan bersenang-senang? Apa saja amal ibadah kita yang sudah dikerjakan? Sudahkah kita hidup bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, negara dan agama? Bagaimana dengan dosa-dosa yang kita kerjakan? Seperti bergunjing/gosip, berbohong, tidak berbakti pada orangtua, tidak amanah, dan banyak lagi.

Ketahuilah bahwa manusia diutus ke bumi bukan untuk bersenang-bersenang. Melainkan, ada amanah yang harus dipertanggungjawabkan darinya atas setiap kehidupan. Hal ini sebagaimana tugas manusia sebagai pemimpin. Pemimpin keluarga, kelompok kecil, masyarakat, maupun negara serta bertanggung awab atas isi bumi.

Maka, saat ajal telah tiba, semua itu akan kita pertanggungjawabkan di akhirat kelak. Harta, tahta, serta apa-apa yang kita anggap sebagai nikmat dunia lainnya nanti tak ada satupun yang bisa dibawa, serta menjadi penolong kita kecuali amal ibadah.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang tidak bisa kekal karena hanya Allah SWT-lah Sang Pencipta yang Maha Kekal, betapa baiknya jika hidup kita diisi dengan mengikuti ajaran suri tauladan Rasulullah Saw. Hal ini sebagaimana kita mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh ajarannya yang tiada lain datangnya dari Allah SWT.

Mengamalkan 4 Suri Tauladan Rasulullah Saw
Sudah sepantasnyalah kita mengikuti dan mengamalkan apa-apa yang RasulullahSaw ajarkan. Rasulullah Saw  adalah Nabi kita yang terakhir, sebagai penyempurna akhlak. Rasulullah Saw lah yang memiliki suri tauladan baik yang harus diikuti oleh umat muslim. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah Saw itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan  (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21).

Jelas sudah ketika kita mengharapkan rahmat Allah SWT, maka teladanilah suri tauladan Rasulullah Saw. Beliaulah idola kita sesungguhnya. Beliaulah manusia nomor satu yang jelas-jelas dan nyata bagi kita sebagai panutan karena sifatnya. Berkat sifat-sifatnya itulah, Islam dapat berkembang hingga saat ini. Betapa berartinya dan berpengaruhnya sifat-sifat baik Rasulullah terhadap perkembangan umat muslim di dunia ini.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwasannya Rasulullah Saw mempunyai 4 sifat wajib. Pertama siddiq artinya benar/jujur. Kedua Amanah artinya dapat dipercaya. Ketiga tabligh artinya menyampaikan. Keempat fatonah artinya cerdas, cerdik ataupun pandai.

Siddiq adalah sifat Rasulullah Saw yang harus kita contoh. Memiliki sifat benar serta jujur dalam perkataan adalah modal utama kita dalam bermasyarakat. Bagaimana mungkin kita hidup bersosial jika perkataan kita selalu tidak benar? Pastilah orang-orang akan menjauhi kita. oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang berimana, tidak sepatutnyalah jika kita selalu berkata tidak benar. Menyampaikan hal-hal yang dusta. Oleh karena itu, ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang mengatakan bahwa umat muslim haruslah berkata benar, atau jika tidak dapat berkata benar, maka diam itu lebih baik.

Sifat siddiq pun tidak hanya sampai disitu. Sebagai umat muslim, saling mengajak dan mengingatkan adalah sebuah kewajiban. Bagaimana mungkin kita bisa mengajak serta mengingatkan sesama umat muslim lainnya jika kita saja tidak berlaku benar? Bagaimana mungkin Rasulullah Saw dapat menyebarkan ajaran Islam (dakwah) hingga kebenarannya itu ada di hati kita? tiada lain tiada bukan berkat kejujuran dan kebanarannya itu. kebenaran dan kejujuranlah yang telah membesarkan umat muslim hingga sekarang.

Amanah yang artinya dapat dipercaya. Hal ini berlaku bagi siapapun. Besar atau kecilnya sebuah pertangungjawaban yang diemban. Amanah dalam diri Rasulullah Saw adalah dengan berlaku atas hukum-hukum Allah SWT dengan benar sebagaimana wahyu-Nya. Oleh sebab itulah Rasulullah Saw tidak mungkin mengingkari janji mengingat Rasul selalu berlaku sebagaimana yang ada dalam firman Allah SWT.

Oleh karena itu, ketika kita menjadi seorang pemimpin, maka jalankanlah tanggungjawab itu dengan penuh kesungguhan. Jadilah pemimpin yang dapat berlaku adil, mengayomi  masyarakat dan mengutamakan segalanya untuk rakyatnya. Karena itulah tugas pemimpim. Ketika seorang menjadi pelajar, ada sebuah pertanggungjawaban yakni menuntut ilmu atas apa yang sudah orangtua percayakan kepada anaknya. Atau saat seorang pedagang menjualkan dagangannya. Jelaslah seorang pedagang harus berlaku jujur dan adil tidak berlaku curang kepada pelanggannya. Hingga akhirnya, ia benar-benar mendapatkan kepercayaan dari pelanngannya. Dan masih banyak lagi sifat-sifat amanah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia.

Tabligh atau menyampaikan. Jelas, yang disampaikan adalah ajaran-ajaran Islam yang sudah Allah SWT turunkan melalui firman-Nya. Rasulullah Saw tidak pernah menyembunyikan segala sesuatu yang sudah Allah SWT firmankan. Tidak ada satupun wahyu Allah SWT yang Rasul sembunyikan.
Hal ini pun dapat kita tiru sebagaimana ilmu yang kita miliki. Berbagilah atau bahkan sebarkanlah setiap ilmu yang sudah didapat. Dengan berbagi ilmu amal kita akan terus bertambah. Semakin besar manfaat ilmu yang kita bagikan untuk orang lain. semakin besar pahala yang akan kita terima. Dan semakin besar pula juga nilai manfaat yang ada pada diri kita kepada masyarakat/oranglain.

Dan terakhir adalah fathanah artinya cerdas dan bijak. Sebagaimana kita ketahui, Rasulullah Saw tidak pernah menyerah dan putus asa dalam menuntut ilmu. Kita ketahui perjuangan Rasulullah Saw saat menerima wahyu pertamanya. Betapa sulitnya Rasulullah Saw saat itu mengeja, membaca ataupun menghapal. Betapa sulitnya bagi seorang manusia yang tidak bisa membaca dan menulis harus menerima wahyu untuk dibaca, dihapal dan dimengerti maknanya untuk disampaikan kepada orang banyak. ya, dengan kecerdasannya Rasulullah Saw telah mengembangkan dan menyebarkan ajaran agama Islam hingga sekarang.

Lantas bagaimana dengan kita? Jelaslah sudah tidak seharusnya kita pantang menyerah untuk menuntut ilmu. Apalagi sampai bermalas-malasan menuntut ilmu. Sebagai umat muslim, kita harus bisa berkembang dan ikut berpikiran maju, tanpa melupakan ajaran-ajaran Islam. Sehingga Islam beserta kita sebagai umat muslim dapat  berkembang di zaman modern ini. Dengan menjadi umat muslim yang cerdas, kita dapat menyebarkan dan membawa ajaran agama Islam hingga akhir zaman. Aamin, ya Rabbal alamin.   *(NSR/BerbagaiSumber).










nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

Posting Komentar untuk "Mewarisi Suri Tauladan Rasulullah Saw"