Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Model-Model Komunikasi


Model-Model Komunikasi

A. Pengertian dan fungsi model
Pengertian model komunikasi banyak dikemukakan oleh pakar komunikasi, yang diantaranya:
1.      Menurut Littlejohn, model adalah menunjuk pada representasi simbolis dari suatu benda, proses, system atau gagasan ide
2.      Sereno dan Mortensen, menjelaskan bahwa suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.[1]
3.      B. Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analog yang mengabstrakan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.[2]

Perbedaan antara teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes adalah teori merupakan penjelasan (explanation) dan model hanya merupakan representasi (representation) perwakilan atau menggambarkan. Jadi, model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi. Akan tetapi model tidak berisikan penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau unsur-unsur yang menjadi bagian dari model.[3]
Dalam Deutsch (1966) : Model dalam konteks ilmu pengetahuan social, mempunyai 4 fungsi:
1.      Fungsi mengorganisasikan, yaitu model membantu kita mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-ngurutkan serta mengkaitkan satu bagian atau system dengan bagian atau system lainnya, sehingga memperoleh gambaran yang menyeluruh tidak sepotong-sepotong. Aspek lainnya dari fungsi ini adalah, model memberikan gambaran umum tentang sesuatu hal dari kondisi-kondisi tertentu
2.      Model membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya tidak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam menjelaskan tentang suatu hal  melaluli penyajian informasi yang sederhana.
3.      Fungsi “Heuristik” artinya melalu model kita akan dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan..
4.      Fungsi prediksi, melalui model, kita dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dicapai.

            Menurut Gorden Wiseman dan larry Barker mengemukakan 3 fungsi dari model komunikasi, yaitu :
·         Melukiskan proses komunikasi
·         Menunjukan hubungan visual
·         Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

              Kegunaan model, yaitu memberikan manfaat kepada para ilmuan dan melalui model kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsure-unsur atau factor-faktor yang terlihat dalam proses komunikasi baik dalam konteks individual, antara dua orang atau lebih, kelompok / organisasi ataupun dalam konteks komunikasi dengan masyarakat luas.

B. Model dasar komunikasi

              Model komunikasi yang telah dibuat oleh pakar-pakar banyak sekali, khususnya meodel-model yang sangat popular, antara lain:
1.      Model S-R ,model ini menunjukan mkomunikasi sebagai proses aksi dan model ini merupakan model komunikasi yang paling dasar, model S-R ini dapat juga berlangsung secara negative.
2.      Model Aristoteles, model ini adalah model yang paling klasik. Aristoteles adalah tokoh yang awal mengkaji komunikasi dengan cara komunikasi persuasive. Unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan mempunyai 3 unsur, yaitu :
a.             Pembicara (speaker/komunikator)
b.            Pesan (Message)
c.             Pendengar (Listener/komunikan)
Menurut Aristoteles, “Retorika” menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasive. Lebih lanjut Aristoteles menyatakan bahwa retorika mencakup 3 unsur, yakni :
·         Ethos
·         Pathos
·         Logos
Dengan demikian upaya persuasive, menurut Aristoteles menuntun 3 faktor, yakni:
ü  Kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi dengan cara sangguf menunjukan kepada khalayak, bahwa seseorang memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpecaya, kemampuan yang teruji dan status yang terhormat.
ü  Kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang jadi sasaran, dengan cara menyentuh hati khalayak, persaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang mereka.
ü  Kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika), secara rasional. Dengan cara meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti, yaitu mendekati khalayak lewat otaknya.[4]

3.      Model komunikasi Barnlund. Mebagi pada 2 bagian :
v  Model komunikasi intra personal, komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, yakni menunjuk pada proses pengolahan dan pembentuk informasi melalui system syaraf dan otak manusia sehubungan dengan adanya stimulus yang ditangkap melalui panca indra. Jalannya proses komunikasi ini adalah sebagai berikut :
o   D :Decoding (Pemecahan arti code).
o   E :Encoding (pembentukan code).
o   Cpu :Public Cues (Isyarat public).
o   Cpr :Private Cues (Isyarat pribadi).
o   Cbeh-nv : nonverbal behavioral cues (isyarat tingkah laku non verbal).
o   +,0, : Valensi positif, netral negative.
v  Model komunikasi antar pribadi, M : Message Cbeh-V :verbal behavioral Cues (atau isyarat tingkah laku verbal). Model ini merupakan kelanjutan dari model di atas, kemudian di sampaikan kepada orang lain dengan pesan hasil proses decoding dan encoding.

4.      Model Harold D. lasswell. Tokoh ini adalah seorang ilmuan politik yang juga tertarik mendalami komunikasi. Lasswell menjelaskan bahwa : pada dasarnya komunikasi itu menyangkut 5 pertanyaan sederhana, yakni :
·         Who? Siapa? / Komunikator
·         Says What? (mengatakan apa?) /pesan
·         In Which Channel? (melalui saluran apa?) /medium
·         To Whom? (kepada siapa ?) /Khalayak/komunikan
·         With What Effect? (dengan akibat apa?) /akibat.
             Model lasswell ini menunjukan bahwa pihak pengirim pesan (komunikator) mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak penerima (Komunikan), dan karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya persuasive. Kekurangan dari model Lasswell ini adalah tidak digambarkannya unsure feedback atau umpan balik. Sehingga proses komunikasi yang dijelaskan bersifat linear/searah dan tidak diketahui hasilnya.
5.      Model komunikasi sirkuler dari Osgood dan Schramm
              Model proses komunikasi yang digambarkan oleh kedua tokoh ini, terutama berlaku untuk bentuk komunikasi antar pribadi. Dijelaskan bahwa prosesnya berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/sumber dan komunikan/penerima.
6.      Model komunikasi Gerbner
              Model komunikasi yang dikemukakan oleh Gerbner ini hamper sama bentuknya dengan model Lasswell. Hanya prosesnya lebih komplek karena melibatkan elemen-elemen komunikasi yang lebih banyak. Modelnya ada dua, yaitu : 1. Model verbal dan 2. Model Gambar.
              Model verbal ini menjelaskan bahwa proses komunikasi di awali dengan suatu tindakan  pemahaman (persepsi). Pendekatan Gerbner ini dilukiskan melalui dua pendekatan, yakni pendekatan Transaksional dan pendekatan psychophysical (psikologi fisik).
              Model verbal ini mencakup 11 komponen, yaitu : Pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan), objek pariwisata, persepsi terhadap objek pariwisata, reakasi, situasi, saluran/media, distribusi, bentuk/struktur/pola,konteks,makna isi pesan dan akibat/hasil.

7.      Model komunikasi John W. Riley dan Matilda W. Riley
              Ia mengatakan bahwa manusia sebagai homo comunicas sebenarnya merupakan bagian dari suatu lingkungan atau system dengan struktur yang berbeda-beda. Untuk itu pengamatan terhadap tingkah laku komunikasi manusia perlu dipandang secara sosiologis. Riley dan Riley mengatakan bahwa komunikan dalam menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak langsung bereaksi begitu saja. ada factor-faktor di luar dirinya yang turut mempengaruhi dan bahkan mengendalikan aksi dan reaksinya terhadap suatu pesan yang diterimanya.
8.      Model Newcomb
              Model yang dikembangkan oleh Newcomb ini merupakan model komunikasi antar pribadi. Melalui model ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan komunikasi antar 2 individu tentang suatu objek yang dipersoalkan mereka.
Model Newcomb kemudian disebut model keseimbangan, pola komunikasi yang terjadi antar 2 individu mempunyai 2 bentuk atau situasi “seimbang” dan “tidak seimbang”.
9.      Model komunikasi Shannon dan weaver
              Model komunikasi tokoh ini menjelaskan bahwa proses komunikasi dimulai dengan adanya suatu sumber informasi, kemudian membentuk pesan atau serangkaian pesan untuk dikomunikasikan. Tahap berikutnya adalah pengolahan pesan kedalam tanda-tanda atau lambing-lambang dan disampaikan melalui transmitter atau saluran kepada penerima pesan. pihak penerima selanjutnya akan menginterpretasikan tanda-tanda atau lambing-lambang tersebut sehingga menghasilkan sesuatu. Hasilnya disebut destination. Dalam prakteknya proses penyampaian pesan ini tidak terlepas dari adanya gangguan. Apabila gangguan tersebut tidak dapat di atasi, maka makna atau arti pesan yang ditangkap oleh penerima, kemungkinan berbeda dengan makna atau arti pesan yang dimaksud oleh sumber pengirim. 

10.  Model komunikasi DeFleur
              Model komunikasi yang dibuat oleh Melfin DeFleur pada dasarnya merupakan pengembangan dari model komunikasi yang dibuat oleh Shannon dan Weaver. Model tokoh ini cocok untuk menggambarkan proses komunikasi melalui mdia masa. Di dalamnya tercakup 8 komponen proses komunikasi massa, yaitu :
a.       Source             : sumber pengirim
b.      Transmitter      : alat pengolah informasi
c.       Channel           : saluran
d.      Receiver          : penerima
e.       Destination      : tujuan
f.       Noice               : gangguan yang terjadi
g.      Mass medium device  : perangkat media massa
h.      Feedback device         : perangkat umpan balik
C. Model-model pengaruh komunikasi
              Model-model pengaruh komunikasi ini menjelaskan tentang proses pengaruh komunikasi massa. 4 diantaranya adalah :
1.      Model “Stimulus-Response” dari DeFleur
2.      Model “Pengaruh Psikologis” dari Comstok
3.      Model “Komunikasi Dua Tahap” dari Katz dan lazarsfeld
4.      Model “Spiral Keheningan” (The Spiral of Silence) dari Noelle Neumann.

1)      Model “stimulus Response” 
      Model ini lebih popular disebut dengan model S-R, yakni yang menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini : dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari “Stimulus: tertentu. Dapat digambarkan dengan :
S …… O ….. R
Model ini memberikan gambaran tentang 3 element: stimulus (S), yakni pesan, Organisme (O), dalam hal ini pihak penerima (receiver) dan response (R). yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.

2)      Model pengaruh psikologis TV dari Comstok
      Model ini secara khusus mengungkapkan tentang pengaruh TV terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan, atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan demikian Tv tidak hanya dipandang mampu mengajarkan tingkah laku, tapi juga mampu bertindak sebagai stimulus (rangsangan) untuk membangkitkan tingkah laku yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.

3)      Model komunikasi 2 tahap (two step flow model of communication)
      Model ini menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Yaitu: penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak tidak terjadi secara langsung, melainkan melalui perantara, yakni sekelompok orang, termaksud “pemuka pendapat”. Dua tahap, yaitu: 1. Informasi mengalir dari media massa kepara pemuka pendapat, 2. Dari pemuka pendapat disampaikan kesejumlah orang yang menjadi pengikutnya.

4)      Model spiral keheningan, oleh Elisabeth Noelle Neumann.
      Model ini menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi melalui media massa. Model ini, besar kecilnya pengaruh media massa tergantung kepada interaksi antar media massa, komunikasi antar pribadi dan persepsi seseorang menganai pendapat drinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada dilingkungan masyarakat sekitarnya.
      Asumsi dari model ini, adalah bahwa semakin sering media massa mengemukakan pendapat yang dominan dikalangan masyarakat, semakin memudar atau melemah pendapat-pendapat dikalangan masyarakat yag menentang pendapat dominan sebagaimana dikemukakan media massa.

Referensi :

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


[1] Mary B. Cassata dan Molefi K. asante, Mass Communication Principles and Practices, (New York Marcmillan, 1979) hal. 63.

[2] B. Aubrey Fisher, Teori-teori komunikasi, penerj. Soejono Trimo, (Bandung, Remaja Rosda karya, (1986) hal. 93.
[3] Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta, UT, 1999), hal 54.
[4] Gordon Wiseman  dan larry Barker, Speech Interpersonal Comminication, San Francisco, Chandler, 1967) hal. 13

nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

Posting Komentar untuk "Model-Model Komunikasi"