Bendung Kerinduan
Ketika emosi ini ingin aku luapkan. Rasanya sia-sia. Bodoh! Sangat bodoh!
Ketika air mata ini membendung
aku hanya bisa berkaca-kaca. Tidakkah ia tak mengingatku.
Ketika rindu ini berhasil menjebol bendung kaca-kaca air mata. Sebuah kehangatan mengalir, melewati setapak jalan kerinduan.
Aneh memang.
Tat kala aku ingin menjadi biasa. Aku malah menjadi yang tidak biasa.
Rasa, kasih sayang, cinta. Semua terlalu pekat dalam hati dan otak.
Semua terasa tidak adil.aku merasa menjadi lemah. Berfikir tentang apa yang tidak manusia normal pikikan .
Jatuh cinta? Bukan pada siapa-siapa. Semua hanya bendung kenangan yang harus aku tumpahkan.
Bendung kerinduan.
Kerinduan yang tak berarti,
Baginya! Bagimu! dan Bagi kita!
Tangsel, 29 Des 2013.
Posting Komentar untuk "Bendung Kerinduan"