Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Ibumu, Ibumu, Ibumu dan Ayahmu


Ibumu, Ibumu, Ibumu dan Ayahmu

Ibu
Ya itulah suara hati saya sabagai penulis untuk ibu saya, bagaimana dengan Anda? Ayo berilah satu karangan puisi untuk ibu Anda, saya akan menjamin ibu Anda akan merasa bahagia mendapatkan puisi dari Anda. Bagi mereka kasih sayang yang tuluslah yang mereka butuhkan dari Anda, mereka tak akan pernah meminta balas jasa dari Anda, mereka selalu ikhlas atas apa yang mereka berikan untuk Anda.
“Ibumu, ibumu ibumu dan ayahmu” (@Manjaddawajadaa). Dari sini kita mengetahui  bahwasannya derajat seorang ibu itu lebih tinggi dibandinkan dengan derajat seorang ayah. Sembilan bulan ibu mengandung kita, Sembilan bulan bulan juga ibu selalu membawa kita kemanapun dia pergi, tak pernah lelah disetiap langkahnya membawa kita.Ibu, hanya untuk satu waktu engkau mengorbankan nyawamu demi melahirkan kita.Sungguh pengorbanan yang tak bisa kita balas dengan apapun.
Ibu, terima kasih engkau telah merawat kami. Kasih sayang tulusmu kan selalu kami  terima dan kami balas dengan kasih sayang tulus kami. Mungkin, Cuma itu yang bisa kami berikan untukmu ibu. Tapi percayalah, bahwa kami akan selalu menyayangimu sampai akhir hayat kami.
Ok lanjut kita membahas tentang ibu, apa sih yang ada dibenak Anda tentang seorang ibu? Apakah seorang yang cerewet dan bawel.Mungkin di antara Anda ada yang mengatakan seperti itu, karena memang itulah ibu. Dia yang akan selalu mengawasi kita, dia yang akan selalu menasehati kita, dia yang selalu ingin mendengarkan keluh kesah kita. Berbeda dengan karakter seorang ayah.Iwan Fals berkata dalam salah satu lagunya,
Ribuan kilo  jalan yg kau tempuh
lewati rintangan untuk aku anakmu
ibuku sayang masih terus berjalan
walau tanpa kaki, penuh darah… penuh nanah
seperti udara… kasih yang engkau berikan
tak mampu ku membalas ibu…ibu…
sungguh penghayatan lagu yang sangat mendalam, begitu baik kata demi kata yang ia ciptakan, bait demi bait. Semuanya begitu indah untuk didengar.Terima kasih Iwan Fals, ciptaan lagu yang sangat indah dan menyentuh untuk kami renungkan.
Dari lirik lagu tersebut dapat kita lihat betapa beratnya perjuangan seorang ibu, ribuan kilo mereka menempuh jalan perjuangan demi kita, dengan berbagai macam rintangan dan masalah.Walau seperti itu, mereka tak pernah menyerah untuk berjuang demi kita, mereka masih terus berjalan dengan semangat dan kasih sayang mereka. Walau tanpa kaki yang sudah penuh darah dan penuh nanah mereka akan terus berjuang demi kita sang anak. Ibu, begitu dasyat pengorbanan mereka, begitu kuat tekad perjuangan mereka, begitu besar semangat perjuangan mereka, dan yang terpenting semua itu mereka lakukan tulus dan ikhlas untuk kita.Sehingga, kasih sayang yang mereka berikan kepada kita seperti udara yang tak bisa kita genggam dan kita berikan kepada mereka. Itulah ibu…
            Banyak yang bilang ibu itu orang yang paling cerewet dan paling bawel.Mereka selalu mengoceh kapanpun mereka mau. Ketika kita ingin pergi saja, pasti akan banyak timbul pertanyaan dari mereka. Seperti, “Mau kemana kamu nak, dengan siapa kamu akan pergi, naik kendaraan apa kamu akan pergi, berapa lama kamu akan pergi, untuk keperluan apa kamu akan pergi dan banyak lagi”.Padahal kita hanya ingin pergi saja, yang di mana kita sudah biasa untuk melakukan hal-hal seperti ini.Tapi, ya itulah ibu. Mereka tidak akan pernah lelah untuk bertanya tentang kita. Mereka akan selalu memberikan perhatiannya untuk kita. Dan hal itulah yang hanya bisa ibu kita lakukan untuk menunjukan kepedulian mereka terhadap kita.
Saya tahu, setiap anak pasti selalu memiliki perbedaan pendapat dengan ibunya, entah itu permasalah pergaulan, pacar, pekerjaan, cita-cita, hobi dan masih banyak lagi.Dan terutama permasalah ini banyak terdapat pada anank remaja yang baru memasuki masa-masa remaja mereka.Karena pada saat itulah pikiran mereka mulai terbuka luas, mereka mulai bisa mengexplore hidup mereka, mereka selalu ingin mengetahui dan memasuki hal-hal yang belum pernah mereka alami.Namu begitu, mereka terkadang tidak mengetahui benar atau salahnya hal-hal yang telah mereka lakukan.Sehingga, saat mereka bercerita atau ibu mereka mengetahui kegiatan mereka yang menurutnya benar, pasti langsung terjadi perdebatan antara ke duanya.
Di sinilah hal yang saya takutkan, seorang anak yang baru memasuki masa remajanya belum bisa mengatur emosi mereka, mereka belum bisa berfikir lebih mendalam lagi atas apa yang telah mereka kerjakan. Dan ketika mereka dalam keadaan seperti ini, biasanya yang akan lebih unggul dari diri mereka yaitu emosi mereka bukan pikiran mereka. Mereka akan dapat membantah dan memarahi ibu mereka karena hal yang mereka anggap benar. Seihingga terjadinya pertukaran karakter, di mana yang seharusnya seorang ibu yang menasehati dan memarahi anak, di sinilah seorang anak yang akan menasehati dan memarahi seorang ibu. Sungguh menyedihkan melihat peristiwa ini.
“jangan pernah kamu membentak/memarahi orangtuamu khususnya ibumu, karena hal yang menyakitkan dalam hidup mereka adalah di saat anaknya membentak/memarahi mereka.” (@nursaidr_93).
“Ya Allah, lembutkanlah suara dan tutur ucapankuketika berbicara kepada bapak ibu.” (@TerimakasihIBU)
Tahukah Anda, nasehat seorang ibu hanyalah bentuk perwujudan nyata dari kasih sayangnya, ia tidak ingin anaknya terjerumus atau masuk ke dalam hal-hal yang negatif. Ia hanya sekedar menasehati berdasarkan pengalaman mereka saat mereka muda seperti kita. Oleh karena itu, jangan sampai kita menolak atau membantah semua nasehat ibu kita. Jika mereka memarahi atas perbuatan kita, maka kita cukup menerima semua ocehannya, kita berikan senyuman manis kepadanya, jika ibu kita sudah selasai memarahi kita, baru di sinilah kita berbicara. Kita yakinkan kepada ibu kita bahwa perbuatan yang kita lakukan mereka benar.Etsss tunggu, itu kalau Anda memang benar ya.Kalau Anda memang sudah merasa bahwa perbuatan yang Anda lakukan tidak baik, makaAnda diam dan mengakui kepada ibu Anda kalau perbuatan Anda itu tidak benar. JanganAnda yang malah balik menasehati, apa lagi sampai memarahi. Dan ingat, jika Anda sudah melakukan hal seperti ini jangan berharap ibu Anda bisa berfikir positif atas apa yang Anda kerjakan. Ibu Andaakan berfikir bahwa, “baru memasuki hal-hal yangAnda yakini anggap benar saja sudah membuat Anda tidak mau mendengarkan nasehatnya, malah memarahinya. Apalagi jika Anda sudah memasukinya lebih lama, pasti Anda akan melakukan hal yang lebih dari ini.”
Oleh karena itu, jika Anda mengalami perbedaan pendapat dengan ibu Anda, maka Anda harus menunjukan dan membuktikan bahwa apa yang Anda lakukan itu benar. Dan saya yakin, pasti ibu Anda mau mendengarkan dan melihat hasil dari apa yang Anda yakini. Karena ibu Anda juga tidak akan memaksakan kehendaknya sendiri, iya akan mau berkompromi denganAnda.
            Pada saat ini sudah banyak kasus-kasus seorang anak remaja kabur dari rumah, itu sudah bukan hal yang asing lagi untuk kita dengar. Dan mungkin di antara Anda para pembaca pernah melakukan hal tersebut juga! Itu mungkin loh ya, ya semoga para pembaca di sini memang anak-anak yang baik.Amin.
Pada kasus kali ini biasanya lebih banyak terjadi pada saat kita tidak mendapatkan apa yang kita minta, sehingga kita melakukan tindakan berupa kabur dari rumah. Tahukah Anda, seberapa fatalnya tindakan yang kita lakukan ini?
Befikirkah Anda, seberapa khawatirnya seorang ibu  memikirkan Anda, seberapa  repotnya ibu Anda menelpon ke sana ke sini, pergi kerumah teman Anda yang satu ke teman yang lain, berapa tetes air mata yang ibu Anda keluarkan hanya untuk Anda? Sungguh miris saya melihat keadaan yang seperti ini. Bayangkan, hanya demi Anda, seorang ibu rela melakukan segalanya untuk Anda, sekarang apa yang bisa Anda perbuat untuk ibu Anda? Pernahkah ibu Anda meminta balas jasa dari Anda?Menagih uang yang pernah mereka berikan untuk Anda?Anda hitung pembelanjan Anda selama setahun, Anda jumlahkan berapa banyak uang yang ibu Anda keluarkan untuk Anda selama Anda hidup. Pasti Anda tak akan mampu untuk menggantikannya, belum lagi ditambah dengan jasa-jasa ibu Anda selama Anda hidup. Sungguh kebaikan yang tak bisa dibalas dengan apapun. Kalau sudah tahu seperti ini, masihkah Anda mau mendurhakai ibu Anda!
Ingat Allah berfirman, “Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.”
Sudah banyak kita mendengar dan melihat kasus-kasus seorang anak yang di kutuk dengan ibunya, contoh yang paling kita kenal yaitu malin kundang. Seorang anak yang melupakan dan tidak mau mengakui ibunya sebagai orangtuanya yang akhirnya ia dikutuk menjadi sebuah batu. Saya yakin Anda sering mendengarkan cerita ini, dan contoh lain dari seorang anak yang berubah menjadi ikan pari yang dikutuk oleh Allah karena menendang ibunya saat sedang solat.Mungkin masih banyak lagi contoh-contoh seorang anak yang durhaka.Hanya saja saya bingung kepada anak-anak zaman sekarang, mereka mengetahui semua itu, mereka sering melihat berita itu, tapi kenapa masih banyak anak yang tidak bisa menghormati ibunya?Sungguh hanya Allah yang tahu dan hanya Dia yang mampu menyadarkan anak tersebut dengan hidayahnya.Amin.
Sekarang saya ingin bertanya kepada Anda, siapa yang ingin bercerita dan menangis dipangkuan ibu Anda layaknya Anda semasa kecil dulu?Ya, seharusnya kita melakukan hal tersebut.Karena saya yakin ibu Anda ingin mendengarkan keluh kesah Anda. Seperti syair lagu Iwan Fals ia bernyanyi,
Ingin kudekat dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas… ibu..
Ibu…
Ya seperti ini lah seoang anak yang di inginkan oleh Iwan Fals.Atau mungkin inilah Iwan Fals, ia ingin merasakan masa-masa kecilnya. Ia rindu berdekatan dengan seorang ibu, Ia rindu dengan pangkuan seorang ibu,  ia ingin sekali mengadu, menangis dipangkuan ibunya hingga ia tertidur. Ia rindu mendengarkan doa-doa dari seorang ibu saat ia dipangkuanya. Dan pada akhir lirik iapun bertanya, dengan apa seorang Iwan Fals dapat membalas semua jasa-jasa ibunya?
Ya semua itu bisa kita tanyakan kepada Iwan Fals secara langsung.
Selanjutnya saya ingin memberikan acungan jempol untuk akun twitter @TerimakasihIBU, mengapa?. Ya, saya merasa sangat suka ketika melihat salah satu tweet dari akun twitter tersebut. dia menuliskan,
“TerimakasihIBU telah mengajariku cara berjalan, kini biarkan aku yang memapah ketika kakimu tak lagi sanggup untuk berdiri.”
Dari tweet tersebut menggambarkan ucapan terima kasih seorang anak kepada ibunya, yang di mana ia ingin membalas jasa-jasa ibunya dengan cara merawatnya kembali ketika ibu mereka sudah tak sanggup merawat diri mereka sendiri. Mungkin tweet ini sederhana, hanya saya masih banyakkah anak di zaman sekarang ini yang tulus merawat ibu mereka yang sudah rentan tersebut? Karena yang saya ketahui banyak anak zaman sekarang yang ketika ibu mereka sudah rentan, sudah tak mampu lagi untuk merawat diri mereka sendiri, si anak malah mengoper ibu mereka ke panti jompo dengan alasan “itulah cara yang terbaik untuk ibuku”. Padahal tidak, cobalah bertanya apakah ibu Anda mau ketika mereka dikirim ke panti jompo?Pasti tidak, karena mereka lebih berharap anak merekalah yang akan merewat mereka. Kasih sayang dari seorang anaklah yang sangat mereka harapkan.Dan semoga Anda bukan termasuk orang-orang yang seperti ini, Amin.
Mungkin masih banyak lagi tweet yang mereka tulis untuk ibu, dan pasti semua itu akan sangat bermakna, hanya saja tinggal bagaimana kita mempraktikan semua itu. Jangan sampai kita hanya membaca tweet tersebut namun kita tidak melaksanakan apa yang sebenarnya ditujukan dari tweet tersebut.

Pengorbanan Terkahir dari Seorang Ibu
Terakhir berbicara tentang seorang ibu, setelah saya membaca sebuah buku “Berani Teriak, Berani Bertindak” karangan Sulaiman Budiman saya menemukan sebuah kisah menarik dan patut direnungkan, yang di mana kisah ini pernah saya lihat dari sebuah film pada saat saya menduduki bangku SMP, namun kisah ini baru saya temukan lagi sekarang dari buku tersebut. Kisah lengkapya adalah sebabgai berikut:
            Di sebuah desa tinggallah seorang ibu yang sudah keriput dimakan usia. Sekalipun sudah tua, semangat hidup masih memancar di wajahnya.Ia terus berjuang untuk membesarkan dan merawat anak satu-satunya yang baru saja kehilangan ayahnya, yang meninggal dunia karena sakit parah.
            Sekalipun si ibu sangat menyangi anaknya, sang anak kerap kali membalas air susu ibunya dengan air tuba. Ia kerap berkelahi, berjudi, dan yang membuat ibunya bersedih adalah anak itu suka mencuri barang orang lain. Keluar masuk penjara adalah hal biasa baginya.Dan hal itu tidak membuatnya kapok.Ia tetap saja mengulangi perbuatan buruknya. Sudah berulang kali si ibu menasihati anaknya, tetapi ia tidak pernah mau mendengar. Alhasil, sang ibu hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya yang malang.
            Suatu hari, sang ibu tidak sanggup lagi menghadapi sikap anaknya itu, dan ia pun mengadu kepada Tuhan, “Tuhan kasihani hambamu yang sudah tua ini, tolong beri kesadaran kepada anakku agar ia tidak berbuat dosa lagi. Aku ingin menyaksikan putraku bertobat sebelum aku mati,” pinta sang ibu sembari meneteskan air matanya. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya, alih-alih berubah, sang anak justru semakin larut dengan perbuatan jahatnya. Tentu saja, hal itu menambah rasa sakit yang harus ditanggung sang ibu, yang selalu menanggung rasa malu atas perbuatan anaknya.
            Suatu hari, anak muda itu kembali mencuri di rumah seorang penduduk desa. Namun, ia tertangkap dan dihajar oleh massa yang sudah kesal dengan perbuatannya. Dan, setelah babak belur, ia dibawa kehadapan raja untuk diadili.
            Setelah mempertimbangkan perbuatannya yang sudah berulang kali dan tidak ada sedikit pun penyesalan dalam diri anak muda itu, maka raja memutuskan agar ia dijatuhi hukuman pancung, yang akan dilaksanakan ke esokan harinya, tepat ketika lonceng istana berdentang, pertanda pukul tujuh pagi.
            Berita itu tersebar keseluruh pelosok desa hingga akhirnya terdengar oleh sang ibu, yang lanntas menangis tersedu-sedu menatapi nasib buruk yang akan menimpa anaknya. Ia kembali berdoa memohon pengampunan dan pertolongan Tuhan.
            “Tuhan mohon beri pengampunan kepada anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua dan tidak bisa mendidik anak ini yang menanggung dosanya.” Ungkap si ibu kepada sang pencipta. Setelah mengadu kepada Tuhan, si ibu pergi menuju istana untuk memohon pengampunan dari raja agar anaknya dapat dibebaskan.Namun, keputusan raja telah bulat, anak itu harus tetap menjalani hukuman pancung.
            Keesokan harinya, pada waktu dan tempat yang telah ditentukan, penduduk desa beramai-ramai mendatangi alun-alun kerajaan untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman. Semua peralatan sudah dipersiapkan, termasuk algojo yang akan menghabisi nyawa anak muda itu. Namun anehnya, setelah waktu yang ditentukan lewat, lonceng istana belum berdentang, padahal waktu telah menunjukan pukul tujuh lewat lima menit. Hal ini membuat semua orang heran dan bertanya-tanya.
            Di tengah keheranan itu, tiba-tiba mereka melihat darah segar mengalir dari lonceng istana. Seorang pengawal memeriksa asal darah tersebut. Dan, ia terkejut ketika menyaksikan bahwa di dalam lonceng itu terdapat tubuh si ibu tua yang sudah berlumuran darah darah sembari memeluk bandul lonceng, membuatnya tidak berdentang. Inilah pertolongan terakhir yang bisa dilakukan sang ibu untuk menyelamatkan anaknya. Menyaksikan pengorbanan ibunya, anak itu hanya bisa meraung-raung, menyesali perbuatannya.
Anak Manis yang Pengertian dan Anak Broken Home
Dan terakhir untuk seorang ayah, saya tidak berbicara banyak hanya saja saya mempunyai cerita yang menarik, ini cerita asli dan saya benar-benar melihat langsung kejadian ini.
            Di pagi hari tepatnya hari jumat tanggal 25 mei 2012, ada seorang ayah dan seorang anak perempuan, umurnya sekita 4-5 th. Mereka telihat sedang berada di sebuah warung kecil.Terlihat mereka berdua sedang membeli sesuatu, dan terlihat oleh saya juga seorang anak sudah memgang belanjaan dari anak tersebut dan juga dari ayahnya.Pada saat ayahnya ingin membeli sebuah kue lagi, anak tersebut ikut meminta kue tersebut. Dan sang ayahpun memberi sambil berkata, “Ini buat gue ngopi, masih aja lu mau.”
Sang anakpun berkata, “Ya udah deh, nih pake duit aku aja.” (sambil mejulurkan tangan dengan memberikan uang Rp500. Sungguh seorang anak yang mulia, di usianya yang masih balita ia mengerti perkataan ayahnya, ia mampu mencerna bahwa kue itu memang dibutuhkan ayahnya untuk menemani secangkir kopi tersebut. Ya itu perkiraan saya. Hehehe
Tapi dari sini kita dapat mengambil hikmahnya, bahwa kita sebagai anak juga harus mengerti bagaimana kedaan orangtua kita saat kita ingin memiliki apa yang kita mau. Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita saja, tapi kita juga harus berfikir tentang kondisi orangtuaAnda.Dapatkah mereka mengabulkan permintaan Anda saat ini, dan lain-lain.Sekiranya seperti itu.
Dan tidak lupa saya ingin mengucapkan, “tetap bersabar, tetap kuat buat semua anak-anak yang mengalami masa-masa broken home, Anda harus mampu membuktikan bahwa Anda bisa bahagia, layaknya anak-anak lainya.”Karena walau bagaimanapun Anda juga patut untuk bisa mendapatkan kebahagian, dan ingat kebahagian tidak hanya bisa didapat oleh orangtua saja, melainkan dari teman, sahabat, pacar dan lain-lain.
Satu contoh seorang anak broken home yaitu Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY),ya, kita tak akan menyangka bahwa beliau juga seorang anak broken home.Bagaimana bisa? Seorang anak broken home menjadi pemimpin Negara? Itulah reality sebuah kehidupan.Presiden kita tak mau berlarut-larut memikirkan hancurnya kehidupan keluarganya, beliau tak mau menjadikan permasalahan keluarganya sebagai alasan untuk menjadi seorang anak yang tidak bisa menggapi cita-citanya karena permasalahan broken home, tidak bisa menjadi orang yang sukses, dan lain-lain. Tetapi beliau menjadikan permasalahannya sebagai motivasi  untuk menjalani hidup lebih baik, dan menjadikan permasalahan tersebut sebagai perwujudan dari mimpi-mimpi, tujuan atau bahkan cita-cita beliau sebagai Presiden Indonesia.
Sejak usia remaja SBY sudah disaksikan pada perceraian ke dua orangtuanya, menurut Majalah Tempo, akibat perceraian itu telah membuat penampilan SBY menjadi tidak lagi bersih, dan SBY pun sudah terbiasa dengan penampilan rapi, maklum keturunan ningrat.
Akibat ditinggal sang ayah, SBY pun harus hidup sederhana dengan sang ibu. Dan ternyata kondisi tersebut membuat SBY menjadi kurang PD (Percaya Diri). Namun dipihak lain dengan kondisi keluarga yang berantakan itu, justru membuat SBY semakin kuat tekadnya untuk bisa menjadi orang yang berhasil, orang yang sanggup meraih impian dan cita-citanya. Sehingga,iapun bertekad untuk menjadi orang yang sukses dan mampu mengangkat harkat dan martabat keluarga. Maka sepanjang menjadi AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) ia memiliki prestasi yang gemilang, demikian juga dalam karir militer ia membuktikan bahwa ia bisa menjadi seorang yang hebat. Bahkan selama memimpin Indonesia, SBY sang Presiden benar-benar menunjukan bahwa meskipun berasal dari keluarga yang brokem home, ia tetap bisa memimpin 200 juta lebih rakyat Indonesia. (terangdunia.com)
Dari beliaulah kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang anak broken home juga bisa menggapai impian dan cita-citanya, tak pAndang permasalahan yang ia miliki. Karena selayaknya semua manusia memiliki permasalahan hidup yang berbeda-beda, dan itu pasti. Kita yang biasanya melihat teman kita tersenyum lebar, tertawa lepas, tak bisa kita pungkiri bahwa ia sebenarnya juga memiliki permasalahan hidup, hanya saja ia mampu menutup kesedihannya dengan senyum dan tawanya itu.
Ingat, kehidupan itu seperti roda yang berputar.Ada saatnya kita di bawah dan ada saatnya juga kita berada di posisi atas. Semua itu hanya butuh kesabara, keyakinan, keuletan dan doa kita saja. Jangan pernah kita mau untuk pasrah terhadap hidup kita ini.Jadi, masihkan Anda mau untuk tetep semangat?Jika masih tunjukan kepada dunia bahwa Anda juga bisa menjadi yang terbaik.
Salam pemenang untuk kita semua.

Kesimpulan pada pembahasan ini kita bisa mengambil 6 poin, yaitu:
1.      Ingatlah baik-baik semua jasa-jasa orangtua Anda khusunya kepada ibu.
2.      Balaslah jasa-jasa orangtua Anda dengan kasih sayang, karena hanya itulah yang mereka butuhkan.
3.      Jangan pernah melakukan perdebatan dengan orangtua Anda jika Anda merasa hal yang Anda lakukan itu salah, apalagi dengan emosi.
4.      Cobalah mengerti keadaan orangtua Anda, jangan Anda memikirkan diri Anda saja.
5.      Jangan pernah melakukan tindakan yang merugikan orangtua hanya karena apa yang Anda inginkan tidak bisa kita dapatkan. Seperti kabur dari rumah. Ingat pesan dari @TerimakasihIBU, “Keluarga ialah pintu, tempat di mana kita memasuki kebahagiaan.”
6.      Salam pemenang untuk Anda semua, khususnya kepada Anda yang mengalami permasalahan broken home. Ingat, kalian juga berhak untuk mendapatkan kebahagian, kemenangan, kesuksesan. Hanya saja semua itu tinggal bagaimana Anda menyikapi, bertindak untuk merealisasikannya dalam kehidupan nyata.
nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

Posting Komentar untuk "Ibumu, Ibumu, Ibumu dan Ayahmu"