Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

Stop Maksiat! Saatnya Menjadi Generasi Muda Anti Maksiat




Nama: Muhamad Hizbullah
Tempat, tanggal lahir: Lombok, 20 Juli 1990
Profesi: pengisi acara syiar akbar ramdhan RCTIPresenter acara serambi Islami Tafsir al-Quran TVRI

Sebagai generasi muda, kita harus sadar betul betapa pentingnya diri kita untuk orang banyak. generasi muda yang sering disebut sebagai agen perubahan menjadi harapan bagi bangsa itu itu sendiri, menjadi kebanggaan bagi setiap orangtua, dan menjadi penerus penyebaran dakwah nilai-nilai Islam di Indonesia. Hal ini jelas karena Indonesia menjadi negara muslim terbesar di dunia.

Menurut penuturan Hizbullah, yang merupakan salah satu generasi muda aktif dalam berdakwah ini menjelaskan bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT adalah yang terbaik. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi, “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” Oleh karena itu, sebagai generasi muda, janganlah kita menyia-nyiakan hidup ini hanya dengan seringnya melakukan perbuatan maksiat. Jelasnya, melakukan perbuatan maksiat hanyalah menyia-nyiakan apa yang sudah Allah SWT berikan kepada kita sebagai generasi umat yang terbaik.

Hizbullah menjelaskan, sebagai generasi muda, sudah sewajibkan sejak muda bahkan sejak dini kita ditanamkan nilai-nilai kebaikan. Sudah tentu menjadi tugas orangtua menanamkan nilai-nilai keIslaman kepada anak-naka mereka sejak dini. Pola pikir Islami yang dibentuk sejak usia dini mampu membentuk akidah Islam bagi anak saat tumbuh kembang. Hal ini yang akan membuat sikap diri anak memiliki jiwa Islami lantaran sudah matangnya keimanan yang dibentuk sejak dini. Oleh karena itu, orangtua wajib secara terus menerus mengenalkan anak-naka mereka kepada ajaran Islam , Al-Qur’an dan hadits sebagai jalan hidup.

Belajar dari Jepang, sejak usia dini, anak-anak sudah ditanamkan nilai-nilai moral baik di rumah maupun sekolah. di sekolah, anak-anak pun diajarkan tiga agama utama Jepang yakni, Shinto, Budha, dan Confusianisme dan tidak lupa spirit samurai dna busido. Penanaman diri inilah yang menghasilkan terbentuknya budaya Jepang dari masyarakatnya yang tidak  mudah luntur terbawa aruh budaya luar. Maka tak heran, jika Jepang sering disebut-sebut sebagai negara yang memiliki kebudayaan dan karakter.

Di Jepang, setiap anak diajarkan bagaimana menghargai diri sendiri, rasa malu, kesederhanaan, jujur, dan menghargai sistem  nilai bukan materi. Sistem nilai yang mereka ajarkan melalui empat aspek, yaitu; menghargai diri sendiri, menghargai oranglain, menghargai lingkungan dan keindahan, serta menghargai kelompok dan komunitas. Oleh karenanya, di Jepang, memperhatikan kepentingan orang lain, memelihara keteraturan berbagai aspek kehidupan, menjaga nilai moral dianggap jauh lebih penting daripada sekedar mementingkan nilai materi. Sehingga, terbentuklah budaya dan karakter Jepang sampai saat ini.

Lantas, apa manfaat menjadi generasi muda yang jauh dari maksiat? Tentu ada banyak sekali. Hizbullah memberikan beberapa poin dari manfaat menjadi pemuda yang anti maksiat. Pertama, menjadi harapan dan tumpuan bagi masyarakat. Kedua, menjadi teladan bagi generasi muda lainnya. Ketiga, terciptanya masyarakat bangsa dan agama yang berkeadilan dan berkemajuan. Keempat, negara yang ditempati oleh banyaknya pemuda yang anti maksiat akan diberkahi oleh Allah SWT. Kelima, mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT untuk diri kita masing-masing. Adapun keuntungan dari menjauhi maksiat adalah membahagiakan orangtua, keluarga, masyarakat sekitar dan tentunya mendapatkan ridho Allh SWT. Tambah Hizbullah mejelaskan keuntungan dari menjadi pemuda yang anti maksiat.

Perlu diketahui, kenapa kita sebagai generasi muda bahkan setiap manusia yang telah diberikan kesempatan untuk hidup harus menjauhi maksiat. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah SWT. “Aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah SWT.” Maka, berdasarkan firman Allah SWT di atas menjelaskan bahwa makna kita hidup di dunia ini adalah untuk beribadah. Setiap aktivitas kita haruslah diniatkan untuk beribadah karena Allah SWT. Karena ini menjadi bukti pengabdian kita Allah SWT. Jika kita sudah menjalani hidup semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, maka insya Allah  perjalanan hidup kita akan dijauhi dari perbuatan-perbuatan maksiat. Sebab, bagaimana bisa kita berbuat maksiat jika meyakini Allah SWT terus mengawasi.” Ucap Hizbullah menjelaskan.

Terkadang, kita tidak sadar betapa bahayanya perbuatan maksiat jika dilakukan terus berulang. Belum berhenti jika belum mendapatkan karma atas perbuatan yang dilakukan. Hizbullah menjelaskan bahwa perbuatan maksiat sangatlah merugikan manusia itu sendiri apalagi jika dilakukan secara terus menerus. “Bahaynya tidak hanya untuk pemuda itu sendiri, melainkan juga untuk orang lain, masyarakat, bangsa hingga pada agama. Bisa jadi dikucilkan dari masyarakat, kehilangan masa depan, dan cita-citanya.

Maksiat itu penyakit menular. Seperti minum-minuman keras yang berpotensi pada kejahatan lain. Minuman keras seperti alkohol sudah banyak yang mengetahui bahayanya adalah kehilangan kesadaran, namun masih saja orang meminumnya. Sehingga, ada saja kejahatan-kejahatan yang tercipta karena diawali dengan minuman keras. Hal ini jelas tidak hanya merugikan diri sendiri,  melainkan orang lain.”

Terkahir, Hizbullah menjelaskan bahwa ada cara untuk mencegah agar generasi muda tidak melakukan perbuatan maksiat. “
Caranya adalah setiap Muslim atau umat harus menanamkan kesadaran terlebihi dahulu dalam dirinya  bahwa dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar adalah kewajiban dan partisipasi seluruh masyarakat, tidak hanya polri atau instansi-instansi pemerintahan tetapi juga seluruh masyarakat, dalam artian warga masyarkat harus bekerja sama dengan pemerintah misalnya polri dan instansi hukum lainnya. Kalau melihat jelas-jelas itu sebuah kemungkaran maka harus ditegur dan dinasihati, tentu dengan mengedepankan cara-cara yang santun dan penuh hikmah tidak boleh dengan kekerasan. Kalau sudah tidak mempan malah justru semakin menjadi-jadi kemungkarannya di sebuah masyarkat maka harus bekerja sama dengan polri dll untuk ditindak lanjuti jika menyalahi aturan hukum yang berlaku. Kita sebagai umat Islam yang hidup dibawah UUD juga tidak boleh main hakim sendiri, prinsip dan metodologi dakwah harus dikedepannya yakni hikmah, mauizhah hasanah, dan wajadilhum (bertukar pikiran) tetap dengan mengedepankan dakwah yang santun seperti yang dicontohkan Rasulullah saw.”   *(NSR/suaraIslam.com).

Tips-Tips Menjauhi Perbuatan Maksiat Ala Hizbullah:
1.      Meningkatkan semangat belajar.
2.      Sering-sering mengikuti kajian-kajian keIslaman.
3.      Aktif berorganisasi.
4.      Aktif mengikuti lembaga dakwah.
5.      Sering-seringlah mengasah potensi diri.
6.      Hindari waktu menganggur.




nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

Posting Komentar untuk "Stop Maksiat! Saatnya Menjadi Generasi Muda Anti Maksiat"