Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Selamat Membaca

7. Kebiasaan Melakukan Instropeksi

Edisi 7
10 Kebiasaan Menciptakan Kekayaan





Siapa Anda? Ya, siapa? Anda yang mana? Yang seperti apa? Apakah Anda benar-benar pernah tahu siapa Anda yang sebenarnya? Cobalah Anda bercermin dan tanyalah pada orang dalam cermin itu. “Siapa kamu?”

Mengenali diri! Ya, memang suatu hal yang harus kita lakukan. Tanpa mengenali diri kita sendiri maka kita tak akan pernah tahu apa yang diinginkan oleh diri kita ini. Sampai kapan pun kalau kita belum bisa mengenali diri kita, maka kita tidak akan pernah bisa merasakan yang namanya bahagia. Karena kebahagiaan itu datang dari diri kita sendiri.
Bercermin adalah salah satu cara untuk mengenali diri kita sendiri. Anda adalah apa yang dipikirkan. Bagaimana Anda berfikir menentukan bagaimana Anda bertindak. Bagaimana Anda bertindak menentukan bagaimana orang lain bereaksi terhadap Anda. Orang yang merasa dirinya tidak penting. Oleh karena itu, dia akan menjadi tidak penting. Sebaliknya, orang merasa dirinya penting, maka dirinya akan menjadi penting.
Ketika Anda adalah apa yang Anda pikirkan, berarti Anda akan memahami apa yang disebut sebagai kesadaran diri (self Awarness). Atau dalam bahasa sederhananya kita mengenal dengan instropeksi diri.
Kesuksesan adalah akibat dari usaha keras kita untuk mencapainya. Anda adalah tali-temali untuk menyambung apa yang Anda inginkan. Maksudnya, Anda sendiri yang menentukan. Jadi, kenalilah diri Anda. Begitulah konsep instropeksi. Seperti berhenti sejenak saat Anda berlari, memastikan kembali tempat yang Anda tuju agar tidak salah arah. Setelahnya, baru berlari kembali.
Oleh karena itu, lihatlah diri Anda sendiri. Sudah sampai mana anda berdiri, apakah ini yang Anda inginkan, apakah ini sudah menjadi kesuksesan kita, atau di mana letak kesalahan Anda sehingga Anda terus terjatuh dalam tiap-tiap langkah kecil Anda. Maka dari itu, jangan pernah Anda menyombongkan diri, jangan pernah Anda berfikir bahwa apa yang Anda lakukan itu selalu benar. Jika Anda telah seperti itu, percaya pada saya. Sampai kapan pun Anda berinstropeksi diri, Anda tidak akan pernah bisa menemukan letak kesalahan Anda. Ya, karena Anda sendiri pun berfikir bahwa Anda selalu benar. Sehingga dalam instropeksi Anda, Anda selalu berfikir siapa yang menyebabkan kesalahan ini, “Dia” apa “Dia”. Bukan “Saya”.
Ingat, “Manusia tempatnya salah”. Jadi, jangan pernah kita merasa bahwa diri kita ini suci, diri kita ini selalu benar. Berfikir pada diri kita sendiri dahulu dalam setiap permasalahan. Karena, perubahan besar tidak bisa dilakukan langsung dengan hal-hal yang besar, tapi dari hal-hal yang kecil dahulu. Yaitu, diri kita sendiri.
nursaidr
nursaidr Saya biasa dipanggil Said. Aktivitas sekaligus pekerjaan saya saat ini sebagai fulltime bloger. Biasa menulis tentang apa? Apa saja, selama tulisan itu mengandung nilai informasi yang bermanfaat untuk pembaca.

2 komentar untuk "7. Kebiasaan Melakukan Instropeksi"

Unknown 25 Desember 2012 pukul 13.01 Hapus Komentar
Ini artikelnya bersambung ya? dari satu sampai sepuluh gtu.
nursaidr 31 Desember 2012 pukul 12.59 Hapus Komentar
ya ham, bersambung.... biar irit posting gtu... ehehe